Senin, 31 Oktober 2011

Warga Ragu Bebas Banjir dalam Waktu Dekat


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa warga Kampung Pulo, Pondok Labu, Jakarta Selatan, mengaku ragu bila ancaman banjir bisa lepas dari kehidupan mereka dalam waktu dekat. Sempitnya alur sungai menjadi penyebab keraguan mereka.

"Dulu lebarnya sekitar 13 meter. Sekarang tinggal 6 meter. Ya, pasti kena (banjir) lagi kalau hujan gede," kata Suryanto (43) kepada Kompas.com di kediamannya di RT 11 RW 03 Kampung Pulo, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin ( 31/10/2011 ).

Sejak mendiami rumah di lokasi tersebut pada 1990 , Suryanto mengatakan banjir yang melanda pemukiman mereka Minggu kemarin adalah yang terbesar. Saat banjir besar melanda Jakarta pada 2-3 Februari 2007 , ketinggian air di rumahnya masih sekitar setengah meter. "Itu pun cuma lewat karena aliran air Kali Krukut masih lancar," jelas Suryanto.

Kondisi saat ini jauh berbeda. Alur kali sudah sangat menyempit bantaran sungai sudah dipenuhi pemukiman. Selain itu, tertutupnya sebagian daerah aliran dengan pondasi lapangan tembak menjadikan aliran sungai semakin tersendat. Tak heran bila air yang telah menggenangi rumah warga sejak Minggu sore belum benar-benar lenyap di beberapa lokasi. "Sekarang, kalau lagi banjir surutnya lama," kata ayah lima anak ini.

Soleha, warga lainnya, lebih mencemaskan pencegahan banjir. Pasalnya, siklus lima tahunan ancaman banjir besar di wilayah Jakarta diperkirakan akan kembali berulang pada 2012 . "Ini kan baru awal. Gimana nanti pas puncak musim hujannya," katanya kawatir.

Soleha mengaku sudah mendengar prakiraan BMKG yang meramalkan puncak musim hujan akan terjadi sekitar Januari - Februari 2011 . "Kalau sekarang belum ada solusinya, sampai musim hujan selesai kami tetap terancam banjir," kata Soleha yang mengaku sudah menjadi warga Kampung Pulo sejak 1986 .

Sementara Rafael, salah seorang tokoh masyarakat Kampung Pulo menyatakan, sedikit sulit mengatasi banjir dalam waktu singkat. Pasalnya, rumah warga sudah menempati wilayah resapan air. "Tahun 80-an di sini masih sawah dan rawa. Makin lama, perumahan makin turun ke dekat kali," kisahnya. Alhasil wilayah aliran sungai pun kian sempit.

Masalah perumahan di lahan resapan juga sempat disinggung Gubernur Fauzi Bowo saat diwawancarai Kompas.com. Rencana jangka pendek yang dirancang pihak Pemprov DKI adalah normalisasi aliran sungai. Warga diharapkan tidak membangun pemukiman di bantaran sungai. Pihak Marinir yang membangun pondasi lapangan tembak menutupi sebagian alur sungai hari ini sudah mulai membongkar coran pondasi itu.

Sementara itu, solusi utama penanganan banjir di Kampung Pulo dan sekitarnya adalah pembangunan waduk. Namun, tempat parkir air itu masih merupakan solusi jangka panjang. "Kita masih harus berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Ciliwung - Cisadane yang pegang peran di sini," kata Fauzi.

Sekitar 1.268 warga menjadi korban banjir Kali Krukut yang melanda lima RT di RW 03 Kampung Pulo, Minggu kemarin. Saat ini air di pemukiman warga sudah mulai menyurut. Namun, dengan musim hujan yang baru memasuki tahap awal, warga di kawasan tersebut mengawatirkan ancaman banjir yang lebih besar bisa saja terjadi dalam waktu dekat.

Sumber : Kompas.com

0 komentar:

Posting Komentar