Berbagai barang bukti termasuk hasil autopsi jenazah Tobit telah
dikantongi kepolisian. Namun, dugaan penyebab kematian pendaki solo itu,
belum juga diketahui.
Ada beberapa bukti yang bisa digunakan polisi untuk mengungkap penyebab
kematian Tobit, salah satunya barang-barang milik Tobit yang ditemukan
di Gunung Kendang selama proses pencarian.
Ayah Tobit, Karmon Sigalingging mengatakan, semua alat dan perbekalan
milik Tobit berhasil ditemukan di sekitar lokasi temuan jenazah dan
beberapa lokasi di kawasan Gunung Kendang.
Namun ada satu barang milik Tobit yang hilang, yakni telepon genggam
yang digunakan Tobit terakhir kali untuk menghubungi temannya.
"Kita tidak tahu kemana telepon genggam itu, tapi kemungkinan terjatuh dan hilang," kata Karmon, Selasa 26 Nopember 2013.
Karmon menjelaskan, saat ditemukan, kondisi jasad Tobit memang sudah
membusuk, tapi secara keseluruhan tubuhnya utuh. Hanya saja ada luka
memar di bagian pinggulnya.
"Informasi yang saya dapat memang ada luka memar, tapi kita masih menanti hasil penyelidikan polisi," paparnya.
Tobit ditemukan di sisi jurang di ketinggian 2.100 meter dari permukaan
laut di sebelah timur air terjun di kawasan Gunung Kendang.
Mahasiswa jurusan Oseanografi ITB angkatan tahun 2008 itu dinyatakan
hilang sejak tanggal 26 Oktober 2013 lalu dan baru ditemukan Senin 25
Nopember 2013.
Tobit mendaki Gunung Kendang seorang diri dengan membawa perbekalan dan
perlatan yang lengkap. Awalnya Tobit berencana melakukan pendakian dua
gunung sekaligus, yakni Gunung Kendang di Kabupaten Bandung dan Gunung
Papandayan di Kabupaten Garut dengan estimasi waktu satu minggu.
Namun sayang, cita-cita Tobit harus kandas bersama kerasnya hutan lebat
Gunung Kendang. Kini Tobit sudah kembali menghadap sang pencipta,
Selasa siang tadi dia dimakamkan di pemakaman Kerkhoff di Kelurahan
Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.
0 komentar:
Posting Komentar