Kamis, 28 November 2013

Jejak Macan Ditemukan Tim Ekspedisi di Danau Ranu Tompe Semeru

Malang - Ranu Tompe selama ini menjadi kawasan belum terjamah bebas oleh manusia. Keberadaan hayati dan ekosistem di danau yang berada di lereng Gunung Semeru, Jawa Timur, masih terjaga.

Tim ekspedisi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) yang secara khusus melakukan ekspedisi untuk mencari lokasi danau perawan itu, menemukan jejak yang diindikasikan dari kaki macan.

"Belum diketahui jelas jejak dan cakar Harimau Jawa atau yang lain. Kita belum identifikasi sampai sana. Yang jelas jejak dan cakar mirip harimau kita temukan di pinggir danau," ucap Kepala BB TNBTS Ayu Dewi Utari berbincang dengan detikcom di kantornya, Kamis (31/10/2013).

Menurut dia, kawasan Semeru memang menjadi habitat dari Macan Kumbang ataupun Macan Tutul, meski populasi persisnya belum diketahui jelas. Namun adanya jejak itu, lanjut dia, semakin memperkuat keberadaan satwa-satwa tersebut.

"Yakin sekali, di situ tempat mereka selama ini," tuturnya.

Ia menambahkan, beragam vegetasi bisa dijumpai di kawasan danau masuk wilayah inti atau jantung TNBTS itu, jumlahnya mencapai puluhan jenis.

Rencananya, identifikasi akan dilakukan untuk merangkum seluruh kekayaan ekosistem di wilayah tersebut. "Pastinya akan ada rencana seperti itu. Tujuan menginventarisir flora dan fauna di sana (Ranu Tompe)," imbuh dia.

Dari keterangan yang dihimpun detikcom, Ranu Tompe yang luasnya sekitar 0,7 hektar itu masuk kawasan Desa Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Hanya saja koordinatnya masih dirahasiakan.

Sumber Baca Selanjutnya..

Danau Tompe, Danau Angker di Kaki Gunung Semeru


Metrotvnews.com, Malang: Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru menemukan danau baru seluas 7.000 meter persegi di kaki Gunung Semeru, tepatnya di blok Gunungan Jambangan, Resor Seroja, Kabupaten Lumajang, yakni Danau Tompe.

Salah seorang tim ekspedisi dari Balai Besar TNBTS yang menemukan danau tersebut, Andi Iskandar, mengatakan Danau Tompe sudah pernah diketahui masyarakat Tengger sekitar tahun 1980-an. Namun masyarakat yang mengetahuinya enggan menjamah danau itu karena kawasan tersebut dianggap sebagai wilayah yang angker.

"Karena dianggap angker dan banyak dihuni oleh makhlus halus itulah, masyarakat enggan mendatangi danau yang sebenarnya cukup eksotik dan indah itu," ujarnya.

Andi menjelaskan danau tersebut sama sekali belum dijamah oleh manusia dan pemandangannya sangat indah. Menurutnya, saat ini belum ada jalur pendakian untuk menuju danau tersebut.

"Untuk menuju danau tersebut memang tidak mudah karena harus melewati medan yang cukup berat, bahkan di kawasan itu sama sekali tidak ditemukan adanya saluran pembuangan atau mata air," ujarnya.

Namun kalau lewat Ranu Pane, dibutuhkan waktu tempuh sekitar empat jam, meski jaraknya hanya enam kilometer. Kondisi itu disebabkan oleh medan yang cukup berat bagi pengunjung mengingat Danau Tompe berada di ketinggian 1.733 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan suhu udara antara 10,5 hingga 14 derajat Celsius.

Selain pemandangan alamnya yang sangat indah, lanjut Andi, di sekitar Ranu Tompe juga banyak ditemukan keanekaragaman hayati yang sangat langka, seperti Paruh Kodok Jawa (Batrachostomus javanensis), tanaman Pinang Jawa (Pinang javana blume) serta berbagai jenis tanaman anggrek dan capung.

Menurut dia, tim ekspedisi juga menemukan delapan jenis mamalia dan satu jenis primata di kawasan danau baru tersebut. Di sekitar danau  ditemukan jejak kaki, bekas cakaran di pohon serta kotoran Panthera Pardusmelas.

Di kawasan perairan Ranu Tompe ditemukan lima jenis ondonata, yakni capung jarum yang terdiri dari Capungsambar hijau (Orthetum sabina drury), Capungsambar kembara (Pantala lavescens), Xiphiagrion cyanomelas, Agriocnemis sp, dan Anacieschna montivagans. (Ant)

Sumber Baca Selanjutnya..

Kronologi Kematian Mahasiswa ITB yang Mendaki Gunung Kendang Sendiri

Bandung - Joan Tobit Sigalingging (23), ditemukan tewas di Gunung Kendang Senin pagi (25/11/2013), setelah hampir sebulan dinyatakan hilang. Tobit mendaki gunung yang berada di Desa Kertasari Kabupaten Bandung itu sendirian pada 26 Oktober 2013. Penyebab kematiannya hingga kini belum diketahui pasti.

Berikut kronologi mulai dari pendakian hingga ditemukan meninggal:

(25/10/2013) Tobit mengungkapkan keinginannya naik Gunung Kendang. Ia meminta temannya Rendhy Moreno untuk menemani, tapi Rendhy tidak bisa. Karena tekad Tobit sangat besar, Rendhy pun meminjamkan beberapa peralatan termasuk GPS dan beberapa peta.

(26/10/2013) Tobit berangkat menuju Gunung Kendang. Sekitar pukul 12.00 WIB, dia memberi kabar pada Rendhy bahwa ia sudah tiba di Kampung Neglawangi.

(27/10/2013) Pukul 18.00 WIB, Tobit mengatakan sudah tiba di puncak. Saat itu Tobit mengatakan kondisi medan naik turun dan melelahkan, padahal GPS mengatakan tetap menanjak. Tobit pun berkata pada Rendhy bahwa ia bisa melihat puncak Gunung Papandayan dari Puncak Kendang. Tobit mengatakan ingin dijemput keesokan harinya.

(28/10/2013) Sekitar pukul 10.00 WIB Tobit menelepon Rendhy namun tidak sempat diangkat. Pukul 12.00 WIB, Rhendy balik menelepon namun tidak diangkat. Sejak itu Rendhy mencoba menghubungi baik lewat sms atau telepon, tapi tidak juga dibalas.

(29/10/2013) Tobit sama sekali tak bisa dikontak. Handphonenya sudah mati.

(30/10/2013) Kamis pagi, Rhendy dan rekan-rekannya berangkat menuju Gunung Kendang. Akhirnya diketahui Tobit menitipkan motornya di pos satpam di Pabrik Sedep. Menurut Satpam, Tobit meminta izin untuk mendaki selama tujuh hari hingga tanggal 2 November. Tobit juga berkata kepada satpam akan mendaki selama seminggu, dan akan mendaki hingga Gunung Papandayan. Rhendy pun kembali ke Bandung.

(3/11/2013) Rhendy kembali bersama rekan lainnya ke Pangalengan. Bersama warga mereka mencari dengan membagi dua tim pencari. Namun pencarian nihil. Akhirnya mereka pun memutuskan meminta bantuan Basarnas.

(4/11/2013) Keluarga Tobit di Cimahi diberi kabar soal ini. Pencarian melibatkan Tim SAR Gabungan Mapala, Wanadri dan Himpunan mahasiswa Oseanografi-Meteorologi.

(6/11/2013) Ditemukan ransel Tobit di puncak gunung. Diletakkan seperti sengaja. Kondisinya rapi dan bersih. Namun isinya acak-acakan. Ini membuat heran teman-temannya, sebab Tobit sudah dibekali ilmu packing.

(24/11/2013) Tim SAR menemukan tanda-tanda keberadaan Tobit, yakni adanya longsoran tanah dan bau menyengat.

(25/11/2013) Sekitar pukul 05.20 WIB, akhirnya tim SAR menemukan jenazah Tobit di lereng curam punggungan utama, jalur pendakian arah barat. Posisinya tertidur menghadap ke kanan. Kondisi jenazah utuh dengan pakaian lengkap, meski sudah membusuk dan bau. Tidak ada luka gigitan atau memar. Barang-barang pribadinya ditemukan yaitu GPS di saku celana kanannya, dompet, kunci, bet himpunan, serta kompas mainan. Selanjutnya jenazah dibawa ke RSHS untuk diautopsi.

(26/11/2013) Tepat sebulan saat pertama ia mendaki Gunung Kendang, Tobit hari ini akan dimakankan di Kerkof, Cimahi.

Sumber Baca Selanjutnya..

Petualangan Pendaki ITB Itu Berakhir di Kerkhoff



Bandung, MDTV: Jenazah pendaki mahasiswa jurusan Oseanografi ITB, Joan Tobit Sigalingging yang tewas di Gunung Kendang siang tadi dimakamkan.
Jenazah Tobit di makamkan pemakaman umum Kerkhoff, Kelurahan Leuwi gajah, Kecamatan Cimahi, Kota Cimahi, Selasa siang 26 Nopember 2013.
Ratusan pelayat turut menghantarkan Tobit ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Ayahnda Tobit, Karmon Sigalingging mengaku sangat bersyukur karena jenazah Tobit dapat ditemukan dan bisa dikebumikan secara layak dengan disaksikan keluarga serta kerabat.
"Pencarian Tobit cukup lama, satu bulan kami menanti, dan kami sangat bersyukur karena dapat bertemu Tobit meski dalam kondisi seperti ini," kata Karmon.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tobit ditemukan tewas di ketinggian 2.100 meter di atas Gunung Kendang setelah selama satu bulan dinyatakan hilang.
Tobit melakukan pendakian seorang diri alias pendakian solo. Selama ini Tobit sudah memiliki pengalaman pendakian solo saat di mendaki ke Gunung Tampomas, Sumedang.
Baca Selanjutnya..

Pesan Terakhir Pendaki ITB yang Tewas di Gunung Kendang



Bandung, MDTV: Salah satu pendaki muda terbaik negeri ini sudah berpulang, sejuta kisah kepergiannya terpendam bersama lebatnya hutan Gunung Kendang di Kabupaten Bandung.
Joan Tobit Sigalingging, pendaki mahasiswa jurusan Oseanografi di Institut Teknologi Bandung (ITB) akhirnya ditemukan setelah genap satu bulan dinyatakan hilang dalam pendakian solo ke puncak Gunung Kendang.
Tobit ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di atas ketinggian 2100 meter dari permukaan laut dalam kondisi utuh dan seluruh peralatan mendaki yang masih melekat di tubuhnya, Senin 25 Nopember 2013.
Namun, tidak ada yang tahu kenapa Tobit yang berpengalaman dalam hal mendaki gunung bisa menutup usia di gunung yang jarang didaki pendaki pada umumnya itu.
Tobit menulis sebuah kalimat dalam akun jejaring sosial Facebook miliknya. Kalimat nan singkat tapi penuh makna dan pesan yang tersirat.
Berikut isi pesan terakhir yang ditulis Tobit di akun Facebooknya:
kalo "semua" tidak dapat dicapai lagi, maaf kalo aku melupakan "sebagian"..
mungkin untuk orang lain ini hal yang kecil, tapi untukku hal ini sangat besar..
dan aku percaya suatu saat nanti, "semua" akan kembali walaupun hanya sesaat..
akan selalu kutunggu sampai saat itu terjadi..
Baca Selanjutnya..

Cita-cita Terakhir Pendaki ITB yang Tewas di Kendang

Bandung, MDTV: Joan Tobit Sigalingging sebenarnya bercita-cita untuk mendaki dua gunung sekaligus dalam pendakian terakhirnya di Gunung Kendang, Bandung, Jawa Barat.
Dua gunung yang ingin didaki tobit yakni Gunung Kendang dan juga Gunung Papandayan di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Menurut sahabat Tobit, Rhendy Moreno, sebelum melakukan pendakian, Tobit sempat mengajak dirinya untuk mendaki kedua gunung berdua. Namun, saat itu Rhendy mengatakan pada Tobit bahwa dia tidak bisa ikut.
"Joan sempat mengabarkan sudah sampai di puncak Gunung Kendang pada hari Mingu 17 Oktober 2013 dan dua sudah dapat melihat puncak Papandayan dari Kendang," kata Rhendy di Campus Centre ITB semalam, Senin 25 Nopember 2013.
Sebelum komunikasi terputus, Tobit sempat menyampaikan bahwa medan menuju ke puncak Gunung Kendang turun naik. Padahal berdasarkan data GPS, medan ke puncak Kendang menanjak.
Tobit berencana mendaki kedua gunung itu dalam waktu satu pekan. Memang jarak kedua gunung tidak begitu jauh, diperkirakan hanya berjarak sekitar delapan kilometer.
Namun keinginan Tobit untuk menggapai kedua puncak gunung bertetangga itu kandas. Senin 25 Nopember 2013, Tobit ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut di kawasan Gunung Kendang.
Baca Selanjutnya..

Hanya HP Pendaki ITB Hilang di Gunung Kendang

Bandung, MDTV: Polisi masih bekerja untuk mengungkap penyebab kematian pendaki asal Institut Teknologi Bandung (ITB), Joan Tobit Sigalingging yang ditemukan tak bernyawa di Gunung Kendang.
Berbagai barang bukti termasuk hasil autopsi jenazah Tobit telah dikantongi kepolisian. Namun, dugaan penyebab kematian pendaki solo itu, belum juga diketahui.
 
Ada beberapa bukti yang bisa digunakan polisi untuk mengungkap penyebab kematian Tobit, salah satunya barang-barang milik Tobit yang ditemukan di Gunung Kendang selama proses pencarian.
 
Ayah Tobit, Karmon Sigalingging mengatakan, semua alat dan perbekalan milik Tobit berhasil ditemukan di sekitar lokasi temuan jenazah dan beberapa lokasi di kawasan Gunung Kendang.
 
Namun ada satu barang milik Tobit yang hilang, yakni telepon genggam yang digunakan Tobit terakhir kali untuk menghubungi temannya.
 
"Kita tidak tahu kemana telepon genggam itu, tapi kemungkinan terjatuh dan hilang," kata Karmon, Selasa 26 Nopember 2013.
 
Karmon menjelaskan, saat ditemukan, kondisi jasad Tobit memang sudah membusuk, tapi secara keseluruhan tubuhnya utuh. Hanya saja ada luka memar di bagian pinggulnya.
 
"Informasi yang saya dapat memang ada luka memar, tapi kita masih menanti hasil penyelidikan polisi," paparnya.
 
Tobit ditemukan di sisi jurang di ketinggian 2.100 meter dari permukaan laut di sebelah timur air terjun di kawasan Gunung Kendang.
 
Mahasiswa jurusan Oseanografi ITB angkatan tahun 2008 itu dinyatakan hilang sejak tanggal 26 Oktober 2013 lalu dan baru ditemukan Senin 25 Nopember 2013.
 
Tobit mendaki Gunung Kendang seorang diri dengan membawa perbekalan dan perlatan yang lengkap. Awalnya Tobit berencana melakukan pendakian dua gunung sekaligus, yakni Gunung Kendang di Kabupaten Bandung dan Gunung Papandayan di Kabupaten Garut dengan estimasi waktu satu minggu. 
 
Namun sayang, cita-cita Tobit harus kandas bersama kerasnya hutan lebat Gunung Kendang. Kini Tobit sudah kembali menghadap sang pencipta, Selasa siang tadi dia dimakamkan di pemakaman Kerkhoff di Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Jawa Barat.
 
 
Baca Selanjutnya..

Ada Luka Memar di Tubuh Pendaki ITB

Bandung, MDTV: Keluarga pendaki Institut Teknologi Bandung (ITB) belum mengetahui penyebab kematian Joan Tobit Sigalingging di Gunung Kendang, Bandung, Jawa Barat.
"Nanti polisi yang akan memerikan keterangan penyebab kematian Tobit," kata ayah Tobit, Karmon Sigalingging, Selasa 26 Nopember 2013.
 
Menurut Karmon, berdasarkan informasi yang didapatkannya, terdapat luka memar di tubuh Tobit. Luka itu berada bagian pinggul Tobit.
 
"Entah karena jatuh atau kena apa yang jelas informasinya seperti itu," papar Karmon.
 
Tobit ditemukan tewas di ketinggian 2.100 meter di atas Gunung Kendang setelah selama satu bulan dinyatakan hilang.
 
Tobit melakukan pendakian seorang diri alias pendakian solo. Selama ini Tobit sudah memiliki pengalaman pendakian solo saat di mendaki ke Gunung Tampomas, Sumedang.
 
Baca Selanjutnya..

Jenazah Pendaki ITB Ditemukan Dekat Air Terjun

Bandung, MDTV: Joan Tobit Sigalingging, pendaki asal Institut Teknologi Bandung (ITB) ditemukan dalam kondisi sudah tak bernyawa di sebelah timur air terjun di kawasan Gunung Kendang, Bandung, Jawa Barat.
Dalam situs resmi Keluarga Besar Mahasiswa Pecinta Alam (KMPA) Ganesha ITB disebutkan, jenazah Tobit ditemukan pada pukul 05.40 WIB, Senin 25 November 2013.
 
Jenazah Tobit ditemukan atas kecurigaan tim SAR dengan melihat kondisi medan di timur air terjun. Setelah disisir, ternyata benar, jenazah Tobit ditemukan di sekitar lokasi. 
 
"Saudara Tobit sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," kata anggota tim SAR gabungan, Taufan Alfarizi kepada www.menit.tv.
 
Joan Tobit Sigalingging merupakan mahasiswa jurusan oseanografi ITB. Tobit dinyatakan hilang sejak tanggal 26 Oktober 2013 lalu.
 
Tobit hilang saat melakukan pendakian seorang diri ke puncak Gunung Kendang.
 
Hingga siang ini, proses evakuasi jenazah Tobit masih berlangsung. Orang tua dan rekan-rekan Tobit sudah berada di base camp SAR Kendang.
 
Baca Selanjutnya..

Sabtu, 02 November 2013

Ngetrip ke kawah ratu, Gunung salak Bogor

Artikel kali ini tentang trip saya bersama sahabat2 dikantor dengan tujuannya kawah ratu gunung salak, Pasir rengit, bogor jawa.barat.
Setelah trip gunung gede selesai kali ini kami merencanakan trip kekawah ratu, gunung salak. awalnya rencana ini bermula dari salah 1 kami yaitu mas nudin SPV dari team outbound dikantor kami yang ingin sekali merasakan keindahan kekawah ratu,setelah dirembukin beberapa dari dan mecari hari baik akhirnya kami menetapkan trip ini akan dilaksanakan pada hari jumat, 01/11/2013. kami melakukannya perjalan langsung dari kantor setelah pulang kerja. bebrapa ada yang pisah saya pulang duluan, mas nudin sibuk mengejar data dan jemput cyntia, serta paktio yang mengejar pekerjaannya yang tertunda ditemani setia oleh pian yang awlanya berangkat jam 18.00 akhirnya karet semua jadi jam 19.00. agar mudah kami menentukan titik pertemuan didapan sorum mercy cipayung untuk berkumpul dan berangkat bersama.

Jumat,01/11/2013 : 21.00
Kami berkumpul ditempat yang telah ditentukan dicipayung, sedikit karet karena menunggu saya yang datang telat dari jam yg sudah disepakatiyaitu jam 20.00, maklum baru smpe dan ada kerjaan mendadak, hhehehe .. setelah mempermasalahkan ketelatan saya kami berlima  berangkat dengan menggunakan motor. tujuannya adalah kawah ratu yang ada desa pasir rengit tapi krna terlalu dekat akhirnya kami melewati desa cibatok, lumayan berputar putar namun sensai yang dirasakan luarbiasa malam -malam jalan melewat hutan pinus dan bambu, serrr serranlah rasanya ahahaha ...
sesampainya dipasir rengit kami malah bingung mencaari jalur kekwaah ratunya yang mana ya?? namun karna sudah pada lelah dan ngantuk akhirnya kami memutuskan untuk singgah diwarung yang biasa untuk tempat beristirahat pengunjung seperti kami ini.

Sabtu, 02/11/2013 : 00.30
Kami sampai diwarung untuk beristirahat menunggu bertemu matahari. diwarung berhubung perut sudaah lapar dan suhu juha cukup rendah kami memesan makan mie dan teh panas.

02.30
setelah kenyang dan bersenda gurau diheningnya malam saat itu, kami tidur untuk memulihkan stamina  agar nanti pagi jauh lebh fresh saat mendaki ke kawah ratu.

06.30
Wah ternyata matahari telah memancarkan sinar kehangatannya, langsung kami bangun dan bersiap untuk beraktifitas. dimulai dari memesan kopi, ada yang mandi, sakit perut, dan kedingian oiaa jam 7 adalah waktu yang ditentukan untuk kekawah. disaat kami tengah bersiap ternyata saya bertemu abang senior seorganisasi yang kebetulan juga kenal dengan pak tio, hhmmm dunia ini sempit sekali ....!!! tidak etis rasanya jika kami tetap pergi kekawah, akhirnya kami temani ngobrol saja dlu sampai akhirnya jam 09.00. merasa sudah cuku etis, kami bergegas kekawah, motor kami tinggal diwarung itu dengan tarif Rp. 10.000 (nyeehhh ... main matok aja, mahal eeuuii) kemudian makanan yang niatnya kita bayar nanti setelah pulang dari kawah malah diminta dahulu dengan alasan mau belanja, hmm baiklah .. !! cek dicatatan yang diberikan penjaga warung ternyata makan kita totalnya itu Rp. 186.000 WTF !!!mahal betul hanyamakan  mie pake telur 5, teh panas 8, nasi goreng 4, kopi 2 rokok 1 dan minum mineral medium !!! tapi biarlah cukup tau next ga akan disitu lagi jika tidak terpaksa.


09.30
kami bergegas berngakat kekawah dimana seniar sekaligus tman pak tio masih diwarung itu untuk sarapan. dari warung kekawah lumayan jauhh juga dimana kami harus menanjak jalan aspal pinus dan melawati bumper dulu.

 09.15
Kami sampai dipos pendakian gunung salak 1. pak tio selaku yang dituakan ditunjuk sebagai ketua untuk melakukan pembayaran dan mendapat informasi serta prosedur pendakian dari penjaga pos pendakian itu. dengan mebayar Rp. 5000 kami diperbolehkan untuk mendaki, lumayan murahlah...
oiiaaa sesaatg kami akan berjalan salah satu dari penjaga pos itu memberikan saran sekaligus peringatan yang menurut kami cukup penting bunyinya seperti ini " mas nanti kalo hujan  sebelu sampai kawah mending langsung turun saja, dan klo disudah sampai di kawah jangan duduk atau jongkok ya karna dikhawatirkan ada gas CO yang sudah standby"
kami seraya berkata " iyaaaa kaaaaaaaang ,,, !!!!" ahahaha .. (kaya bocah tk) lebay aahh ..



09.45
Kami memulai pendakian kekawah, jalurnya lumayan menantang namun jelas walaupun ada beberapa jalan yang samar. baru berjalan kami diharuskan untuk menyeberangi kali kecil, setelah melwatinkali kecil kami sempat nyasar karna itu dia jalan yang terkadang tidak jelas, kami malah menemukan air terjun, sempat bingung juga mencari jalan yang benar saat itu, tpi dari pada bingung bingung mendingan kami mengabadikan foto kamu yang keren keren ini diair terjun itu.setelah puas kami melanjutkan pencarian jalur yang benar, kami kembali kejalur awal dan akhirnya menemukan jalurnya, huuuuuhhh ... untung belum jauh!! tracknya itu tak seperti yang saya kira, krna saya biasa lewat track curuq seribu yang jalurnya itu dipenuhi dengan lumpur, DAM,  tumbuhannya yang lebat dan ribun terkadang jalurnya hilang, dan yang paling mengerikan PACET/LINTAH disana itu ampun deh sarangnya mereka itu, klo lewat situ anggaplah kita donor darah, ahahahah .!!! namun tidak dengan jalur via salak 1.

11.50
Sejenak kamik beristirahat untuk makan siang dan sekedar minum atau meroko dipersimpangan jalur bersebelahan DAM.

12.00
kami melanjutkan perjalanan kembali, tak jauh dari tempat kami istirahat kemi didapkan dengan jalur yang mengharuskan kita untuk terjun langsung keair atau jika bisa berpegangan pada pohon disamping kita untuk menghidari agar separtu kita tidak basah.
tetapi tidka perlu kwatir karena ada beberapa kayu ditengah jaurnya yang bisa kita jadikan untuk pijakan kaki kita, yahh klo apes paling nyemplung, hhehhe .. !!! tak jauh dari jalur ini warna tanah sudah mulai berubah warna menjadi keputihan itu menandakan kami sudah dekat dengan kawah area kawah ratu, pepohonan semaking pendek dan semakin jarang sehingga jalur menjadi sangat terang. aroma belerang pun sudah mulai tercium dan cukup menusuk ditambah lagi suara bising dari mulut kawah ratu yang menandakan bahwa kawahnya masih sangat aktif. maka semangit semangat saja kami memacu langkah kaki kami agar cepat sampai kawah yang kami tunggu tungu, namun karena
terlalu bersemangat sehingga saya tidak terlalu memperhatiak langkah kaki saya dan akhirnya (kalo kata kasino difilm warkop yang berjudul Chips) lah Blesek yak ..!! meginajak tanah putih yang saya kira tanah padat tak tahnya malah lumpur yang menyerupai tanah padat, hmmmm asemm ..!! tapi tak apalah itu juga menjadi bagian lucu dalam perjalan ini sekaligus pelajaran untuk tetap waspada dan fokus dalam melangkah kan kaki ini.


12.45
Alhamdulillah akhirnya kami samapi juga dikawasan kawah ratu, luar biasa keindahanya kawah ratu gunung salak, kalo lebainya itu "wahai salak sungguh tiadaka kata yang dapat kuucapa saat melihat keindahan sehingga aku terpesona hanya kagum syukur yang dapat kulakukan"
 Tak ingin menyiakan kami langsung sibuk menpersiapakan gear kami "KAMERA" untuk mengabadikan moment ini, berikut beberapa foto yang dapat kami abadikan :










14.00
Melihat awan yang sudah tak bersahabat, waktu serta beberapa dari kami ada merasa pusing dan mual akibat kandungan sulfur yang keluar dari kawah kami memutuskan untuk melanjutkan jalan  pulang. kami pacu jalan kami dengan harapan agar tidak berpapasan dengan hujan dan alhamdulillah alam sekitar bersahabat dengan kami sehingga tidak hujan bahkan kembali terang. sejenak istirahat dipersimpangan untuk mengilangkan lelah kami lanjutkan perjalanan kami kembali.

15.45
kami sampai dipos pendakian. pak tio sebagai ketua melapor lalu kami berencana mampir keair terjun curuq ngupet namun karena bayar jadi kami hanya duduk2 dan bersantai berempat saja dikursi bambu yang telah disediakan. saat dimana kami semua sedang asik bersantai santai datang teman kami cyntia yang baru bangun dikursi yang berbeda dan duduk bareng dengan kami sambil melompat alhasil kursinya patah dan hampir jengkang kami dibuatnya, hmmm emnag biang kerok permpuan satu ini -_-" .. !!! memalukan namun ngaakakk !!!! sebelum disuruh perbaiki atau ganti rugi kami kabur saja dan melanjutkan perjalan kewarung. dijalan kami menemui pasangan muda mudi sedang asik berpacaran dirindangnya pohon pins, hhahh kaya ga ada tempat aja tong tong,,,!! yang cwenya maua aja lagi ditempat gituan, dihotel atau tempat makan sekalian ke neng neng !! loh kenapa saya yang sewot yak, ahahha ..!!


16.00
kami sampai diwarung dan langsung bersiap2 pulang tanpa da yang jajan karena masih terlalu dendam dengan harga gilakkkk yang diberikan kekami, paraahh !! dengan niatan jajan diluar saja cari pecel ayam dijalan raya bogor-parung walupun perut sudah lapar

17.00
Kami berpamitan dengan pemilik warung, yang seakan akan senang dengan pelayan meraka, padahala mahh ... -_-" (muke dua ) ahahah .. !!!berat rasanya meninggalkan kawasan yang penu kenangan bersama ini namun mau bagaimana lagi. dengan hampir mirip touring dikepalai oleh balckroy(nama motor saya, ahah ..) kami turun gunung dan kembali kejalan yang sesak dipenuhi polusi dan kendarann, hadeeehh..!!

19.00
Kami menemukan tempat makan pecel ayam yang nyaman dan pas untuk dijadikan tempat makan dan pembubaran panitia (ceritanya) trip tahun 2013. ahahaha ..

20.00
kami pulang dan berpencar diciputat.  The End

kata2  ala film 5cm :
saya rendy, senang kenal kalian dan bisa menjadi sahabat alam. ahhaahah ..

Mau liat foto2 yang lebih lengkap silahkan klik Gallery

Sampai bertemu diTrip kami yang selanjtnya ditahun 2014
SEKIAN DAN TERIMA KASIH


TRAMPER
EXPERIENCE WILD IN NATURE















Baca Selanjutnya..