06-07 Juni 2011
Cukup lama saya menanti libur yang berdempetan untuk melangkakhkan kaki ini kea lam. Maklum aja kerja saya shifting jadi untuk masalah libur tidak bisa ditentukan. Kebetulan di tanggal 06-07 juni 2011 saya mendapatkan libur yg berdempetan, senang rasanya dan saya tidak buang libur dempet ini untuk mengambil kesempatan melangkahkan kaki ini ke alam.
Mengetahui ditanggal tersebut saya libur, 5hari sebelumnya saya contact teman2 sependakian untuk membritahu bahwa kita akan melakukan semi pendakian kea lam lagi, ketika itu kawan2 yang saya hubungi sangat setuju dan antusias dengan kabar dan ajakan yang saya berikan total semua ada 4 orang, namun pas hari Hny pukul 12.30 saya hub lagi satu per satu karena rencana awal kita pergi pukul 14.00, ternyata mereka mendadak tidak bisa karena mempunyai kesibukan masing2, sempat kecewa memang hati ini dibuatnya namun apa boleh buat semua suda terjadi dan tidak bisa dipaksakan, batal sudah kupikir saat itu untuk pergi kealam.
Namun semakin sore hati ini semakin tidak tenang selalu terbayang bayang akan keindahan alam gunung gede pangrango tersebut, dan seakan akan ada yang memanggil saya datang untuk menjalin silahturahmi terhadap alam yg sudah sangat sering sekali saya kunjungi.
Disitu saya memutuskan untuk pergi sendiri saja karena tak kuatnya menahan diri, saya
persiapkan segala keperluan saya (Packing) namun selang beberapa waktu saya berfikir kembali, kalau mendaki ditengah gelapnya hutan dan terjadi sesuatu dengan saya bagaimana ?? lantas saya coba Tanya kembali dengan teman saya yang memang awalnya akan pergi dengan saya, bagaimana kalau kita tetap jalan namun hanya berdua saja, tanpa piker panjang pun kawan saya mengiyakan ajakn dari saya untuk menelusuri alam yg gelap gulita.
Jam 22.00 sepulangnya saya bertemu dengan teman wanita saya(Novita) langsung saja
saya ke bale belakang rumah, samper kawan saya untuk siap2 berangkat, setelah semuanya siap tepat jam 23.00 kami berangkat dari rumah saya dengan persiapan yang cukup matang, sperti : daypack, alat masak, tripod dan kamera kami menuju puncak menempuh waktu 2 jam, saat itu jalanan bogor dan puncak sangat sepi sekali secara bukan hari libur, sesampainya dicibodas langsung ku hampiri warung yang biasa ku singgahi sehabis melakukan pendakian, namun saying warung Abah tutup, terpaksa kami car warung yang buka, kami pilihlah warung BU ANI untuk beristirahat sejenak sebelum melakukan pendakian, kami makan bekal yang dibawakan ibu saya untuk menggalnjal perut kosong kami sambil ngupi dan berfoto2 mengabadikan saat saat sebelum pendakian.
Jam 01.30 kami bersiap siap untuk melakukan pendakian, senter sudah ditemaptkan ditangan, cuaca saat itu mulai gerimis dan anginnya cukup kencang tapi itu tak membuat kami mundur, dengan niat Tafakur Alam dan membaca beberapa ayat mohon keselamatan kami pun melangkahkan kaki ini . menelusuri gelap dan sepinya pasar cibodas, 10menit kami sampai dimontana pos pendakian dan pendaftaran, bak tentara yang sedang berperang kami mengendap endap masuk kekawasan lereng gunung gede pangrango menghindari petugas TNGP, klo sampai ketahuan kami akan disuruh tunggu hingga pukul 08.00 dimana aktifitas pendakian atau rekreasi dibuka pada jam tersebut. Denagn sangat hati hati dan tanpa suara akhirnya kami berhasil memasuki hutan belantara yang sangat gelap, sunyi, dingin, dan mencekam. Dan saat itu hanya tinggal kami dengan hutan rimba yg gelap dan misterius.
Jam 02.00 kaki kami mulai menapakan hutan rimba, disitu kami pasrahkan hidup dan mati kami kepadaNya, niat kita bertafakur dan kecintaan kami terhadap alamlah yang memberanikan kami menelusuri hutan dimalam hari hanya berdu saja. Saat kami melakukan pendakian hanya suara alam dan desahan nafas kamilah yang terdengar, ditengah perjalan kami sempat berhenti untuk minum, saat itu jam menunjukan pukul 02.40 kami berhenti disuatu lahan, ketika sedang minum kami mendengar ada suara tepuk tangan persis tak jauh dari tempat kami beristirahat, sedangkan situasi saat itu manusia hanya kami berdua saja.sempat takut namun inilah resiko yang harus kami ambil dan kami terima, dengan perasaan yang was was kami melanjutkan pendakian kembali. Jam 03.15 kami sampai di shelter Telaga biru. kami memutskan untuk beristirahat dan tidur sejenak dishelter ini, hanya dengan beralaskan matras langsung saja kami merebahkan badan ini dan tidur. sempat iiri saya melihat Kawan saya budi dapat tidur dengan lelapnya, karena saya tidak bisa tidur, was was dengan keadaan disekitar dan barang- barang bawaan karena hanya berdua saja, kalo kami pulas berdua lantas yang menjaga logistic dan barang berharga siapa, secara dishelter ini saya dengan teman sependakian dlu pernah punya pengalaman yang cukup menakutkan.
Saat saya sedang rebahan samnil menjaga kawan yang sedang tidur dengan nikmatnya ada yang melempari kerikil ke saya, entah itu apa namun yang jelas bukan manusia, saya ambil tasbih dari kantong dan berdzikir semampunNya alhamdullilah hanya sampai di lemapari kerikil saja tidak lebih, jam 05.00 kami bangun sempat kedinginan denagn suhu yang rendah karena kami tidur tanpa tenda, untuk menghangatkan badan saya buat kopi dan ngemil pisang goreng. Jam 05.15 saya sholat subuh dan jam 05.25 kami beres2 untuk menuju Jembatan kayu.
Jam 05.45 atas izin ALLAH SWT akhirnya kami sampai juga dijembatan kayu, lereng gunung gede pangrango, Cibodas. Langsung saya keluarkan si Canon 1000D untuk mengabadikan pemandangan yang sungguh luar biasa itu. Lepas dari lebatnya hutan kita langsung disuguhkan pemandangan yang indah seakan akan Gunung Pangrango menyambut kedatangan niat baik kita untuk silahturahmi dengannya . saya arah kan ketitik titik untuk mengambil object yang luar bisa indahnya.kami mencari tempat untuk menetapkan sebagai tempat peristirahatn sesaat kami sebelum kecurugnya, dijembatan kayulah kami menetapkan tempatnya, kami persiapkan semhttpuanya untuk mengisi perut ksong kami, gelar alas, buka ransel makanan, pasang kompor dan siap memasak. Untuk menu atau breakfast kami pertama iyalah roti, energen, dan kopi tidak lupa dengan rokoknya sebagai teman paling setia menemani. Sejanak duduk santai sambil melihat betapa indahnya kawasan itu, sedikit berdiskusi tentang kenangan dan alam gunung gede pangrango ini sambil ngopi dan ngasep.
untuk mengisi kesunyian, saya mengabadikan saja apa yang bisa di abadikan, ini beberapa yang dapat saya abadikan
dan saat itu kami bertemhttp://www.blogger.com/img/blank.gifu 2 orang yg sedang menuju curuq, kami tahan saja untuk saling tukar cerita dan pengalaman serta sempat juga untuk berfoto foto.
jam 08.00
puas dijembatan kayu kami dan kawan baru melanjutkan perjalanan kecurug cibereumnya, kurang lebih 25 menit kami sampai disana. kembali saya mengabadikan curuq cibereum yang indah itu. curug cibereum memiliki 3 curug, yang pertama
yang kedua
klo yang ketiga belum bisa saya ambil, terlalu beresiko buat camera saya soalnya temaptnya sedikit menjorok kedlam bebatuan.
tempat yang kami pilih untuk mendi, masak, dan bersantai ialah di curug ketiga karena tempatnya lebih private. kira-kira 1 jam 30 menit kami habiskan untuk beristirahat, cuaca namapk tak bersahabat kami putuskan untuk bergegas pulang.
07 juni 2011 : 12.00
kami keluar dari kawasan curug cibereum dan berpisah dengan teman baru kami yang berasal dri pasar minggu itu.kami sama-sama menetap di warung warga namun beda warung mereka di taman edelweis kami di rumah emak, terminal bus.
untuk menghilangkan lelah kemi numpang istirahat dan tidur dulu dirumah emak dan abah,warga cibodas yang mempunyai warung singgah bagi para pendaki, baru sorenya kita pulang menuju jakarta.
sekian dan terima kasih
ttd:
rendy Tramper dan Yoga Budi didit
Cibodas, jawa barat
0 komentar:
Posting Komentar