Selamat malam sobat sobat pendaki indonesia yang selalu senantiasa melestarikan "alam" dihatinya, kali ini ane mau iseng tulis aja, iseng iseng karena udah lama ga ngepost disini.
Tulisan kali ini adalah curahan hati penulis sendiri yang datang begitu saja tanpa sebab untuk mendaki seorang diri digunung gede entah ini bodoh atau rasa cinta yang terlalu besar terhadap alam namun jika dipikirkan sih beda tipis antara cinta dan bodoh tapi itulah ane yang sebelumnya pernahmendaki sendiri ke gunung merbabu untuk yang pertama kali n\menginjekan kaki ke jawa tengah. ada dua aspek yang mungkin akan diuraikan ditulisan ini, yakni :
Apakah mendaki seorang diri kesebuah gunung itu bisa dikatakan bodoh?!
Atau alasan mendaki sendiri karena rasa cinta terhadap alam yang sangat besar itu bagus?!
Mendaki gunung sendiri itu bodoh.
Jika dikatakan demikian jawabannya ya jelas bodoh, untuk apa coba, klo terjadi apa apa bagaimana kalo ada pendaki lain sih ga apa2 lah klo ga ada gimana ?!perlu diketahui bersama sebelum memulai mendaki itu harus dipahami yang namanya managemen perjalanan itu adalah materi dasar yang wajib dipenuhi untuk seorang pendaki, mendaki itu ga boleh asal2an, ga boleh ngawur, ga boleh nekat dan ga boleh iseng2, mendaki gunung itu harus dengan hati dan rasa cinta terhadap alam itu sendiri. peraturan dalam mendaki itu minimal ya 3 orang jadi klo terjadi sesuatu bisa saling membantu untuk menyelesaikan masalah itu, singkat kata tidak disarankan mendaki gunung sendiri.
Mendaki gunung sendiri karena rasa cinta terhadap alam itu bagus.
Nah kalau untuk yang satu ini beda lagi ceritanya, mendaki karena rasa cinta itu adalah suatu bentuk apresiasi terhadap alam bermaksud untuk bertafakur dengan alam, ingin mengenal alam lebih dekat, ingin mengena sejatinya diri sendiri dan akan lebih akrab dengan alam jika kita mendaki gunung seorang diri. terkadang mendaki bersama sahabat itu akan lebih menonjolkan keakraban dan keintiman antar satu sama lain dikelompok tersebut, contoh si A yang yang tadi belum mengen karakter si B pada saat mendaki akan lebih mengenal sifat aslinya dan yang sudah sudah akan menjadi sahabt sependakian, sedangkat untuk kelamanya itu akan dinomor duakan, memnag tidak semua tapi kenyatannya sebagian besar yang awalnya tujuan mendaki adalah untuk bertafakur dengan alam dan mengenal lebih dekat malah difokuskan dengan mencari karakter dan mempererat tali persahabatan.
Nah dengan mendaki gunung sendiri yang didasari dengan cinta pendaki itu sendiri kepada alam maka akan terjalin sebuah hubungan yang sulit dijelaskan dengan kata kata namun dapat dirasakan dimana pendaki merasa telah menyatu dengan alam bahkan mengerti alam itu walupun tetap tidak bisa menebak apa yang akan terjadi kedapannya dengan kondisi alam itu, itu karena tanpa disadari pendaki tersebut teleh bercengkarama dengan alam itu dan menjadikan hubungan keduanya lebih intim.
kurang indah apa coba jika pendaki sudah merasa satu dengan alam. itu tandanya niat mendekatkan diri kepada penciptanya dengan cara bertafakur dialam terbukti berhasil. tentunya pada saat mendaki harus sudah siap mental dan memahami materi management perjalanan, bukan modal nekat dan cinta saja.
Jika diambil garis besarnya mendaki sendiri itu bodoh dan mendaki sendiri bagus itu tipis. tinggal bagaimana dari pendaki itu sendiri saja yang melakukannya yang jelas insyallah selama tujuan kita diawali dengan kebaikan apalagi untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta akan dilindung dan berhasil.
Saya rasa itu saja tulisan ngalur ngidul ga jelas ini klo ada kesalahan dan ngelantur dalam penulisan dimaklumi saja secara sudah jam segini mata udah ga karuan dan bsok harus kerja. Semoga kita bisa jadi pendaki pandai yang dilandasi dengan ilmu dan kecintaanterhadap alam bukan dengan nekat dan hanya ingin sekedar gaya gayan.
wasallam
Salam Lestari
Salam Rimba
TRAMPER || EXPERIENCE WILD IN NATURE
25/09/2014 : 00.55
0 komentar:
Posting Komentar