Rabu, 12 September 2012

Wild With Novita At Curuq Cibereum, TNGP

Saya dan Novita Tramper
Jakarta, 25 Agustus 2012 : 06.00 Pagi ini saya dan novita(pacar) berencana untuk kesalah satu tempat wisata alam dikawasan cibodas, jawa barat untuk merefreskan otak. kebetulan kami gemar akan alam terutama saya yang mempunyai hobi mendaki gunung jadi kami memilih wisata alam Curuq Cibereum, lereng gunung Gede Pangrango (TNGP). dengan menggunakan kendaraan motor besar milik adenya novita yaitu motor Scorpio merah kami berangkat menuju cibodas.
  
Saat kami berangkat aktifitas lalu lintas sangat renggang itu dikarenakan masih suasana mudik( H+5) jadi dengan leluasa saya mengendarai kuda besi beasar milik adenya novi. Hanya membutuhkan waktu 15menit untuk sampai ke pasar parung.  Terus saja kupacu kuda besi besar itu hingga sampai dikota bogor untuk mencari sarapan bubur,  kami belum sempat sarapan ketika berangkat, dikarenakan masih terlalu pagi. peruut kenyang kami langsung melanjutkan perjalanan, saya pacu kuda besi besar 225cc itu dengan kecepatan 80km/jam secara stabil. sesampainya dikawasan puncak saya menurunkan kecepatan karena ingin menikmati suasana yang sudah lama tidak temukan dikota yang penuh dengan kepenatan yaitu jakarta. bukit- bukit hijau dan pegunungan yang berdiri dengan kegagahannya dimana tersirat kemisteriusan saat kita memandangnya. karena takut kesiangan saya tambah lagi kecepatan kuda besinya agar cepat sampai dcibodas.

Setelah melewati jalur yang naik turun, dikelilingin pemandangan kubun teh akhirnya sampai juga dikawasan cibodas, dengan membayar biaya restribusi sebesar Rp. 9000 (include motor dan 2orang). kami langsung menuju salah satu warung yang berada diparkiran bus cibodas warung abah biasa dikenal, saya juga sudah biasa singgah diwarung ini sebelum dan sesudah mendaki gunung gede pangrango jadi sudah kenal dengan keluarga ini, saya pun sudah menganggap sebagai keluarga. saat datang kami pun sekalian halal bihalal karena memang masih dalam suasan idul fitri, sejenak kami menghilangkan lelah dan meminum 1 gelas teh hangat.

Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 jadi kami bergegas untuk bercengkrama dengan alam air terjun lereng gunung gede pangrango curuq cibereum biasa dikenal orang banyak. karena ini salah satu kawasan Taman nasional dan dijadikan tempat wisata maka setiap orang dikenakan biaya masuk sebesar Rp.3000 harga yang sangat murah untuk mendapatkan keindahan alam yang sangat luar biasa.  saat kami mulai memasuki jalur pendakian , suasana terasa hening hanya nyanyian alam sekitar saja yang bisa nikmatin dan itu sungguh damai dihati. jalurnya cukup menanjak, berupa bebatuan yang beberapa sudah disusun pihak taman nasioanl dan oleh alam itu sendiri. tapi itu semua tidak jadi masalah buat kami.
 
Novi saat mendaki
Disepanjang jalan dikelilingi oleh pepohon besar yang umurnya mungkin sudahratusan tahun, kemudian banyak tumbuhan-tumbuhan yang jarang kita temukandijakarta, seperti kantung semar, buni, kecubung(terompet) dll . serta hewan-hewan yang unik seperti, tupai, musang, lutung, oa jawa, burung2 dll.
Tak jarang juga saat menelusuri jalur pendakian kami bertemu dengan para wisatawan lokal yang ingin menikmati keindahan alam tersebut, namun sayang banyak dari mereka yang tidak memiliki rasa tanggung jawab, membuang sampah seenaknya, melakukan vandaliseme terhadap alam atau fasilitas yang sudah disediakan pihak taman nasional, sehingga keasrian dan keindahan  alamnya jadi berkurang akibat ulah mereka yang tidak mencintai alamnya.

Kurang lebih 1 jam jalan dari Pos pendaftaran (montana) kita akan menemukan spot yang sangat indah sekali, dimana kita bisa memandang puncak Pangrango dengan puas, serta sekalilingnya yaitu hamparan padang ilalang serta bunga terompet, dan yang menambah keindahannya adalah tempat kita berdiri untuk menikmati itu semua adalah dijembatan, jembatan ini bukan sembarang jembatan melainkan sebuah jembatan kayu, yang dibentuk seperti belahan pohon besar.

Jembatan Kayu
Dari jembatan inilah kita bisa menikmati keindahan gunung pangrango dan alam sekitar, kalau masih pagi kita bisa menikmati keindahannya dengan segelas kopi hangat. puas berfoto-foto dijembatan kayu kami melanjutkan perjalanan ke curuq cibereum yang kurang lebih masih 20 menit lagi. Tak jauh dari jembatan kayu kita akan menemukan pertigaan, dan disitu ada pos(shelter) panyangcangan, jalur kekiri adalah jalur pendakian menuju puncak pangrango maupun puncak gede, dan jika lurus menuju wisata curuq cibereum karena tujuan kami bukan untuk mendaki maka  kami mengambil arah yang lurus yaitu curuq cibereum.

Tidak jauh dari pertigaan kami menemukan jembatan kayu yang serupa dengan jembatan kayu pertama yang kami temukan, namun dijembatan kayu kedua ini kita tidak bisa leluasa memandangi puncak gunung pangrango. cukup dengan 10menit akhirnya kami sampai dicuruq pertama sekaligus curuq  terbesar dari 3 curuq yang ada dikawasan cibereum, ternyata dicuruq ini sudah banyak pengunjung yang tengah asik mandi didrea'an air terjeun yang bedar dan deras itu, beda dengan yang lain kami memilih tempat yang lebih sepi dan terpencil yaitu dicuruq cibereumnya dimana curuqnya yang paling ujung kebawah, disna pengunjungnya jauh lebih sedikit dibanding air terjun pertama dan kedua sehingga suasananya lebih nyaman, damai dan asri. tabpa basa basi kami mengeluarkan barang bawan kami dari daypack CONSINA yang saya bawa, kompor parapin, nesting, mie, kopi, snack dan tripot(penyangga kamera), 

Tanpa disadari ternyata kami sudah berjalan selama dua jam, pantas saja perut terasa lapar  sehingga badan mulai terasa dingin tapi itu bukan masalah bagi kami kerana sudah siap dengan situasi seperti ini, langsung saya masak air untuk kopi dan merebus mie kuah,  

Memasak mie


cukup lama dan puas berfoto-foto dicuruq cibereum kami bergegas pulang karena cuaca sudah mulai mendung lumayanlah waktu 1 jam saya rasa cukup untuk beristirahat sambil menikmati keindahan air terjun cibereum yang menyendiri dipojok kawasan cibereum. berat rasanya kami meninggalkan curuq tapi harus gimana lagi sikonnya kurang mendukung untuk kami tinggal lebih lama disitu. langkah demi langkah perlahan saat saya lihat kebelakang tempat kami beristirahat sudah tidak nampak itu tandanya kami harus mengihklaskan untuk pulang. dijalan kami juga sedikit berfoto- foto, mengabadikan moment-moment dan tumbuhan-tumbuhan yang unik.
Tumbuhan
Kali ini turunya jauh lebih cepat dibanding naiknya, kami hanya membutuhkan waktu satu jam saja, itupun sudah termasuk berfoto-foto dijembatan kayu karena cuacanya sudah kembali normal, itulah alam tidak bisa kita tebak sikonnya. puas berfoto-foto kami langsung melesat menuju montana atau pintu masuk sekaligus pendaftaran. dengan menambah kecepatan langkah tentunya ditambah juga kejelian serta ketelitian mata agar tidak tersandung batu saat melangkah, sehingga kami sampai dimontana begitu cepat, dan langsung menuju warungnya abah/emak untuk istirahat meregangkan kaki yang terasa kencang dibetis dan dipaha. 

Melihat waktu sudah sore dan takut kemalaman dijalan jadi kami tak lama bersantai diwarung emak/abah, cukup setengah jam, kami pamit pulang tak lupa sungkem dengan siabah dan siemak, saya panaskan mesin sikuda besi 225cc yang dari pagi tidak dinyalahkan tentunua akan sangat dingin mesinnya secara kami berada dikawasan cibodas yang kita semua tau pada saat menjelang sore suhunya turun dan semakin dingin, motor panas dengan baca bismilah kami berangkat menuju jakarta(ciputat).

Masih banyak foto-foto yang belum saya tampilkan, jika ingin melihat serunya petualangan kami dikawasan cibereum TNGP silahkan saja lihat DISINI 

Terima kasih untuk waktu dari kawan-kawan yang menyempatkan untuk melihat-lihat, dan pembaca yang baik adalah meninggalkan komentnya, sekali lagi terima kasih dan sekian.



TRAMPER
EXPERIENCE WILD IN NATUR

0 komentar:

Posting Komentar