Jumat, 21 September 2012

Survey Bumper Situ Gunung, Sukabumi

Selamat pagi dan salam lestari buat sahabat-sahabat penikmat alam lainnya.

Postingan saya kali ini yaitu cerita perjalan saya bersama team tramper ke BUMPER Situ Gunung, Sukabumi
Situ gunung adalah salah satu bumi perkemahan yang berada didesa kedudampit, cisaat sukabumi, bumper ini masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gede Pangrango (lereng) tempatnya yang sangat luas memungkinkan kita untuk melakukan segala aktifitas yang ingin kita lakukan. Fasilitas yang disediakan cukup beragam, gambar dibawah adalah brosur dan tiket(kwitansi) yang kami dapat dari pengelola, jadi temen-temen bisa liat apa sajafasilitas yang disediakan oleh pihak ybs:

Brosur dan Kwitansi


15 September 2012
Jam 13:00
Team berangkat menuju wanawisata Bumi perkemahan(bumper) Situ Gunung, sukabumi. Kami cuma berempat saja agil, iwank, ziki dan saya(rendy) menggunakan 2 sepeda motor , masing-masing dari kami membawa daypack  yang kebetulan sama merknya yaitu CONSINA, maklum saja karena memang kami pengguna setia Merk consina. Cuaca cukup panas saat kami berangkat tapi itu tak menjadi penghalang buat kami untuk bermalam dialam. perjalanan kami tempuh selama hampir 4 jam, itu juga dikarenakan lalulintas yang sangat padan dimana isinya sebagain besar didominasi oleh Fuso dan sejensinya, wajar saja karena memang sukabumi termasuk sebagai kawasan industri. Dari jalan raya cisaat kami masuk kejalan desa kadudampit patokannya adalah polsek cisaat belok kiri.
Jalanannya menanjak dan rusak jadi kami harus ekstra hati-hati dalam mengendarai sepeda motornya. kurang lebih dari polsek cisaat hingga  TKP itu sekitar 10Km dan pemandangan disekilingnya cukup indah juga.

Jam 17.10 
Akhirnya kami sampai dTKP dimana lagi kalau bukan di Bumper Situ Gunung, suasanaya indah dan asri sekali saya yakin teman-teman pasti suka dengan suguhan alam yang ada dikawasan ini. Dengan segera kami langsung menuju pos pendaftaran untuk mendaftar bermalam dibumi perkemahannya, penjaganya sangat ramah dalam menerima tamu terlebih dahulu mereka menjelaskan peraturan dan tarif yang berlaku diwisata alam ini. Untuk tarif bermalam diBumpernya dikenakan Rp. 6000 namun pada malam pertama pengunjung akan dikenakan biaya pengelolahan dari taman nasional sebesar Rp.20.500. saya rasa ini bukan harga yang mahal jika dibandingkan dengan fasilitas dan kebersihan yang telah diberikan kepada pengunjung, karena jarang sekali kita menemukan sampah yang menumpuk disalah satu sudut ata yang tersebar dikawasan bumper. kembali kecerita lagi yak..!!

Setelah administrasi selesai kami tak langsung menuju bumper, kami terlebih dahulu mengisi perut yang sudah kosong sejak diperjalan yang kami tempuh selama 4 jam. disekitar pos pendaftara ada banyak warung-warung yang siap kita singgahi, disana kami memesan makan yang paling mahal dan mewah yaitu  MIE REBUS+NASI PUTIH, heheheh ..!! namun ketika kami sedang asik makan tiba-tiba hujan turun cukup deras. Sesaat kami terkejut karena dengan turunnya hujan berarti rencana kami untuk bermalam dibumper bisa gagal karena kami tidak membawa tenda yang dibawa hanya flysheet dan perlengkapan tidur serta memasak saja.

Jam 19.00
Hujan pun tak kunjung reda, akhirnya kami coba rembukin untuk memutuskan apakah kami akan tetap bermalam dibumper atau diwarung saja, dengan beberapa pendapat dan saran dari team serta melihat dari segi kelengkapan dan kenyaman akhirnya kami memutuskan untuk bermalam diwarung saja, baru keesokan paginya kami berangkat menelusuri wisata Situ gunung dan saat itu juga niatan kami dirubah menjadi survey tempat wisata alam.

Saya kembali kepos untuk melapor kalau kami tidak jadi bermalam dibumper, kenapa saya lapor karena dari pengelola  menyiapkan guide untuk mengantar kami ke lokasi perkemahan maka dari itu saya lapor agar tidak saling menunggu. setelah melapor saya kembali kewarung untuk menikmati malam dikawasan ini, hawanya cukup dingin, karena kami berada pada ketinggian 850Mdpl.

Jam 21.00
Ngopi sudah, bakar tembakau sudah, ngemil bakwan panas sudah, bingung mau ngapain lagi dan kebetulan mata sudah sayup-sayup kami tidur saja dibale bambu samping warung tempat kami singgah. tak lama kami tertidur tiba-tiba saya tindien atau erep-erep seketika saya bangun dari tidur itu juga mengakibatkan teman-teman saya terbangun juga karena melihat kondisi saya. Namun setelah mereka yakin saya tidak apa-apa ya kami kembali tidur.

16 September 2012 
Jam 02.30
Kami kembali terbangun dari tidur mungkin dikarenakan suhunya yang cukup dingin kira-kira sekitar 19 drajat. tapi kami siasati dengan memesan teh panas agar tidak terlalu kedinginan.

Jam 05.30
Ngobrol-ngobrol tak jelas ternyata ayam suda mulai berkokok, sehingga kami mulai membereskan peralatan tidur kami dan siap untuk mengabadikan sunrise yang tampak dari balik pepohonan. tripod dan kamera kami siapkan dan siap untuk menunggu proses dari matahari terbit itu.




Jam 07.00
Kami siap untuk menelusuri area situ gunung namun tujuan utama kami adalah bumi perkemahan terlebih dahulu baru kemudian air terjunnya dan terakhir danaunya. jalur utamanya cukup landai(BONUS) dikanan kiri dikelilingi oleh pohon2 besar, dan tak jarang juga kalau masih pagi kita bisa melihat segerombolan lutung buntut panjang yang sedang asik bergelantungan dipohon besar dan lompat bebas dari satu pohon kepohon lainnya. sehingga kita merasakan kehidupan liar dialam yang sebenar-benarnya sungguh asri dan indah pemandangan yang bis kita dapatkan ketika dipagi hari, suara kicauan burung, suara hembusan angin yang sejuk dan suara suara alam yang kita tidak ketahui dari mana asalanya, yang jelas itu semua bisa kita dapatkan dibumi perkemahan ini.

Jam 08.00
Kami sampai di TKP, tempatnya asik juga dipinggirannya terdapat sungai kecil yang nantinya bisa kita gunakan sebagai sarana untuk mandi dan ambil air.

Jam 09.00
Waktunya membuat sarapan. sehabis sarapan kami mandi disungai, berfoto-foto, bersantai dsb.

Jam 10.00
Kami bersiap siap untuk menuju air terjun sawer.
dari bumper kecuruq sawer tidak terlalu  jauh sekitar 500meter jalannyapun juga tidak sulit apa lagi terjal. per orang dikenakan biaya Rp. 3000, tapi karena kami sudah daftar untuk bermalam jadi kami tidak dikenakan biaya tambahan lagi, cukup menunjukan kwitansi yang sudah diberikan oleh pengelola. Dari pintu masukkami berjalan  kurang lebih 100m  dan wow kami cukup terkejut melihatnya karena volume air yang dijatuhkan oleh curuq sawer cukup deras dan besar,belum lagi dibawahnya ada kolam yang memungkinkan pengunjung untuk berenang dengan leluasa.kurang lebih setengah jam kami menikmati air terjun sawer tersebut dan berfoto2 setelah puas kami segera menuju danau.

Jam 12.00
Menuju danau situ gunung, jalan kembalinya menuju persimpangan situ gunung cukup berat memang sudah dibentuk tangga oleh pengelola tetapi kemiringannya itulah yang membuat track menjadi terjal dan mesti extra tenaga, bak mendaki saja saat kita ingin kembali, yang jelas cukup menguras tenaga dan keringat saat ingin kedanau, kami harus menuruni lembah yang cukup terjal.

Jam 01.00
Sesampainya didanau kami tersentak karena melihat danau yang kering kerontang, volume tampungnya tinggal 10% dari 100%, cukup miris melihatnya namun mau bagaimana lagi ini sudah fenomena alam yang tidak bisa kita lawan dan ini memang benar benar kemarau panjang. karena perut kami mulai lapar jadi kami mencari tempat yang jauh dari keramain orang pada umumnya. akhirnya kami menemukan tempat sepi yang letaknya depan penginapan vila. kami masak dan makan siang disitu, kemudian berfoto-fota dan kembali kepos.

Jam 16.00
Kami pulang kejakarta, cuaca mendung saat itu, dijalan kami kejebak oleh hujan yang sangat deras jarak pandangpun sangat terbatas, terpaksa saya hujan-hujan dari sukabumi smpai bogor, dari basah sampai kering.

Jam 20.40
Sampai dikediaman rumah saya diciputat.

Hasil Foto-foto yabng dapat kami abadikan:

Bersiap-siap kebumper (warung temapt kami tidur)

Jalur awalnya menuju bumper(landai chooiii)

Rintangan
 Kawasan Bumi Perkemahan

hutan yang mengelilingi bumper


Jurang yg ada disepanjang jalur




Sarapan jooo

Sungai( sekaligus tmpt hunting )
 
Area bumper1
Area Bumper 2



Jembatan bambu
 Curuq sawer
Tugu curuq sawer

Curuq Sawer
 Simerah penghuni curuq sawer

Pengunjung terfavorit

Pengunjung terfavorit


 Kawasan Danau Situ Gunung





Demikian postingan saya kali ini, semoga bermanfaat buat teman teman
Kalau masih kurang puas kalian bisa lihat DISINI dialbum kami.
TERIMA KASIH



TRAMPER
EXPERIENCE WILD IN NATURE




Baca Selanjutnya..

Gede Pangrango Ditutup, 12 Pendaki Liar Diamankan


 Sukabumi - Gunung Gede dan Gunung Pangrango sedang ditutup untuk kunjungan wisata pendakian gunung selama sebulan sejak 1 hingga 31 Agustus 2012.

Namun disinyalir terdapat pendaki gunung liar masih nekat masuk ke dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) di wilayah Sukabumi, Cianjur dan Bogor.

Seperti di wilayah Kabupaten Sukabumi, sebanyak 12 orang yang baru turun dari mendaki Gunung Gede berketinggian 2.958 meter dari permukaan laut (M dpl) berhasil diamankan petugas Balai Besar TNGGP Bidang Wilayah II Sukabumi di Desa Perbawati Kecamatan Sukabumi, Selasa (28/8/2012) malam.

''Benar ada 12 orang yang mengakui baru turun dari Gunung Gede. Mereka sudah kami identifikasi dan diberikan pengarahan atau penyuluhan,'' kata seorang petugas piket Balai Besar TNGGP Bidang Wilayah II Sukabumi Dudi saat dihubungi INILAH.COM, Selasa (28/8/2012).

Diberitakan sebelumnya, curah hujan Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada Agustus diprediksi sangat rendah sehingga rawan kebakaran. Hal ini sesuai peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Karenanya, kegiatan khusus wisata pendakian gunung di Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) untuk sementara ditutup. Penutupan berlangsung selama sebulan, sejak 1 hingga 31 Agustus 2012.

''Penutupan pendakian gunung ini untuk mencegah terjadinya kebakaran. Penutupan ini merupakan kegiatan rutin setiap tahunnya,'' kata Kepala Balai Besar TNGGP Agus Wahyudi, Sabtu (21/7/2012).[jul]

SUMBER Baca Selanjutnya..

Rabu, 12 September 2012

Halal Bihalal Team Tramper






Semoga tali silaturahim serta persaudaraan kita bisa terus terjaga erat untuk seterusnya.
Tetap kompak dan jaga persahabatan antar tim.
Kelak kita akan saling membantu.

Terima kasih untuk semua tim baik yang hadir maupun yang tidak hadir.


TRAMPER
EXPERIENCE WILD IN NATURE
Baca Selanjutnya..

Pantauan Aktivitas Gunung Gede Ditingkatkan

Meskipun kondisinya masih tergolong normal hingga saat ini, pengawasan terhadap Gunung Gede dan Pangrango tetap ditingkatkan. Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Agus Wahyudi, menjelaskan, peningkatan pengawasan itu untuk memantau setiap perkembangan aktivitas kedua gunung, khusunya Gunung Gede yang hingga kini masih aktif. Dalam pengawasan ini, Balai Besar TNGGP bekerjsa sama dengan dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Menurut Agus, dari pantauan dan laporan pihaknya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Api Gede yang berada di Desa Ciloto Kecamatan Cipanas, sampai saat ini aktifitas Gunung Gede normal dan tidak menunjukkan peningkatan aktivitas. Walaupun demikian, pihaknya tetap melakukan pemantauan khusus terhadap gunung tersebut khawatir ada peningkatan aktivitas tiba-tiba. "Kami terus memantau setiap perkembangan aktifitas Gunung Gede, agar jika ada peningkatan aktifitas bisa langsung ditanggulangi," tambahnya. Agus menambahkan, kondisi Gunung Gede saat ini tengah kering akibat kemarau yang berkepanjangan walaupun beberapa kali turun hujan. Maka dari itu, untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan khususnya kebakaran hutan maka pihaknya menutup sementara aktivitas ke kedua gunung tersebut dan kembali dibuka pada awal Oktober. Sementara itu, dari laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunungapi Gede yang berada di Desa Ciloto Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, menyebutkan, selama bulan Agustus kegiatan Gunung Gede dalam keadaan normal. Kondisi normal Gunung Gede tersebut dapat terdeteksi dari keadaan visual, kegiatan gunung api itu sendiri dan kondisi kegempaannya seperti keadaan visual, yang digambarkan dalam kondisi cuaca di sekitar pos pengamatan dalam bulan ini, umumnya cerah dari pagi sampai sore. Kemudian hujan yang tercatat sebanyak dua kali, hujan gerimis sampai lebat, serta hembusan angin sekitar pos pengamatan umumnya tenang dan suhu udara tercatat maksimum 23 derajat celcius dan minimum 19 derajat celcius SUMBER Baca Selanjutnya..

Wild With Novita At Curuq Cibereum, TNGP

Saya dan Novita Tramper
Jakarta, 25 Agustus 2012 : 06.00 Pagi ini saya dan novita(pacar) berencana untuk kesalah satu tempat wisata alam dikawasan cibodas, jawa barat untuk merefreskan otak. kebetulan kami gemar akan alam terutama saya yang mempunyai hobi mendaki gunung jadi kami memilih wisata alam Curuq Cibereum, lereng gunung Gede Pangrango (TNGP). dengan menggunakan kendaraan motor besar milik adenya novita yaitu motor Scorpio merah kami berangkat menuju cibodas.
  
Saat kami berangkat aktifitas lalu lintas sangat renggang itu dikarenakan masih suasana mudik( H+5) jadi dengan leluasa saya mengendarai kuda besi beasar milik adenya novi. Hanya membutuhkan waktu 15menit untuk sampai ke pasar parung.  Terus saja kupacu kuda besi besar itu hingga sampai dikota bogor untuk mencari sarapan bubur,  kami belum sempat sarapan ketika berangkat, dikarenakan masih terlalu pagi. peruut kenyang kami langsung melanjutkan perjalanan, saya pacu kuda besi besar 225cc itu dengan kecepatan 80km/jam secara stabil. sesampainya dikawasan puncak saya menurunkan kecepatan karena ingin menikmati suasana yang sudah lama tidak temukan dikota yang penuh dengan kepenatan yaitu jakarta. bukit- bukit hijau dan pegunungan yang berdiri dengan kegagahannya dimana tersirat kemisteriusan saat kita memandangnya. karena takut kesiangan saya tambah lagi kecepatan kuda besinya agar cepat sampai dcibodas.

Setelah melewati jalur yang naik turun, dikelilingin pemandangan kubun teh akhirnya sampai juga dikawasan cibodas, dengan membayar biaya restribusi sebesar Rp. 9000 (include motor dan 2orang). kami langsung menuju salah satu warung yang berada diparkiran bus cibodas warung abah biasa dikenal, saya juga sudah biasa singgah diwarung ini sebelum dan sesudah mendaki gunung gede pangrango jadi sudah kenal dengan keluarga ini, saya pun sudah menganggap sebagai keluarga. saat datang kami pun sekalian halal bihalal karena memang masih dalam suasan idul fitri, sejenak kami menghilangkan lelah dan meminum 1 gelas teh hangat.

Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 jadi kami bergegas untuk bercengkrama dengan alam air terjun lereng gunung gede pangrango curuq cibereum biasa dikenal orang banyak. karena ini salah satu kawasan Taman nasional dan dijadikan tempat wisata maka setiap orang dikenakan biaya masuk sebesar Rp.3000 harga yang sangat murah untuk mendapatkan keindahan alam yang sangat luar biasa.  saat kami mulai memasuki jalur pendakian , suasana terasa hening hanya nyanyian alam sekitar saja yang bisa nikmatin dan itu sungguh damai dihati. jalurnya cukup menanjak, berupa bebatuan yang beberapa sudah disusun pihak taman nasioanl dan oleh alam itu sendiri. tapi itu semua tidak jadi masalah buat kami.
 
Novi saat mendaki
Disepanjang jalan dikelilingi oleh pepohon besar yang umurnya mungkin sudahratusan tahun, kemudian banyak tumbuhan-tumbuhan yang jarang kita temukandijakarta, seperti kantung semar, buni, kecubung(terompet) dll . serta hewan-hewan yang unik seperti, tupai, musang, lutung, oa jawa, burung2 dll.
Tak jarang juga saat menelusuri jalur pendakian kami bertemu dengan para wisatawan lokal yang ingin menikmati keindahan alam tersebut, namun sayang banyak dari mereka yang tidak memiliki rasa tanggung jawab, membuang sampah seenaknya, melakukan vandaliseme terhadap alam atau fasilitas yang sudah disediakan pihak taman nasional, sehingga keasrian dan keindahan  alamnya jadi berkurang akibat ulah mereka yang tidak mencintai alamnya.

Kurang lebih 1 jam jalan dari Pos pendaftaran (montana) kita akan menemukan spot yang sangat indah sekali, dimana kita bisa memandang puncak Pangrango dengan puas, serta sekalilingnya yaitu hamparan padang ilalang serta bunga terompet, dan yang menambah keindahannya adalah tempat kita berdiri untuk menikmati itu semua adalah dijembatan, jembatan ini bukan sembarang jembatan melainkan sebuah jembatan kayu, yang dibentuk seperti belahan pohon besar.

Jembatan Kayu
Dari jembatan inilah kita bisa menikmati keindahan gunung pangrango dan alam sekitar, kalau masih pagi kita bisa menikmati keindahannya dengan segelas kopi hangat. puas berfoto-foto dijembatan kayu kami melanjutkan perjalanan ke curuq cibereum yang kurang lebih masih 20 menit lagi. Tak jauh dari jembatan kayu kita akan menemukan pertigaan, dan disitu ada pos(shelter) panyangcangan, jalur kekiri adalah jalur pendakian menuju puncak pangrango maupun puncak gede, dan jika lurus menuju wisata curuq cibereum karena tujuan kami bukan untuk mendaki maka  kami mengambil arah yang lurus yaitu curuq cibereum.

Tidak jauh dari pertigaan kami menemukan jembatan kayu yang serupa dengan jembatan kayu pertama yang kami temukan, namun dijembatan kayu kedua ini kita tidak bisa leluasa memandangi puncak gunung pangrango. cukup dengan 10menit akhirnya kami sampai dicuruq pertama sekaligus curuq  terbesar dari 3 curuq yang ada dikawasan cibereum, ternyata dicuruq ini sudah banyak pengunjung yang tengah asik mandi didrea'an air terjeun yang bedar dan deras itu, beda dengan yang lain kami memilih tempat yang lebih sepi dan terpencil yaitu dicuruq cibereumnya dimana curuqnya yang paling ujung kebawah, disna pengunjungnya jauh lebih sedikit dibanding air terjun pertama dan kedua sehingga suasananya lebih nyaman, damai dan asri. tabpa basa basi kami mengeluarkan barang bawan kami dari daypack CONSINA yang saya bawa, kompor parapin, nesting, mie, kopi, snack dan tripot(penyangga kamera), 

Tanpa disadari ternyata kami sudah berjalan selama dua jam, pantas saja perut terasa lapar  sehingga badan mulai terasa dingin tapi itu bukan masalah bagi kami kerana sudah siap dengan situasi seperti ini, langsung saya masak air untuk kopi dan merebus mie kuah,  

Memasak mie


cukup lama dan puas berfoto-foto dicuruq cibereum kami bergegas pulang karena cuaca sudah mulai mendung lumayanlah waktu 1 jam saya rasa cukup untuk beristirahat sambil menikmati keindahan air terjun cibereum yang menyendiri dipojok kawasan cibereum. berat rasanya kami meninggalkan curuq tapi harus gimana lagi sikonnya kurang mendukung untuk kami tinggal lebih lama disitu. langkah demi langkah perlahan saat saya lihat kebelakang tempat kami beristirahat sudah tidak nampak itu tandanya kami harus mengihklaskan untuk pulang. dijalan kami juga sedikit berfoto- foto, mengabadikan moment-moment dan tumbuhan-tumbuhan yang unik.
Tumbuhan
Kali ini turunya jauh lebih cepat dibanding naiknya, kami hanya membutuhkan waktu satu jam saja, itupun sudah termasuk berfoto-foto dijembatan kayu karena cuacanya sudah kembali normal, itulah alam tidak bisa kita tebak sikonnya. puas berfoto-foto kami langsung melesat menuju montana atau pintu masuk sekaligus pendaftaran. dengan menambah kecepatan langkah tentunya ditambah juga kejelian serta ketelitian mata agar tidak tersandung batu saat melangkah, sehingga kami sampai dimontana begitu cepat, dan langsung menuju warungnya abah/emak untuk istirahat meregangkan kaki yang terasa kencang dibetis dan dipaha. 

Melihat waktu sudah sore dan takut kemalaman dijalan jadi kami tak lama bersantai diwarung emak/abah, cukup setengah jam, kami pamit pulang tak lupa sungkem dengan siabah dan siemak, saya panaskan mesin sikuda besi 225cc yang dari pagi tidak dinyalahkan tentunua akan sangat dingin mesinnya secara kami berada dikawasan cibodas yang kita semua tau pada saat menjelang sore suhunya turun dan semakin dingin, motor panas dengan baca bismilah kami berangkat menuju jakarta(ciputat).

Masih banyak foto-foto yang belum saya tampilkan, jika ingin melihat serunya petualangan kami dikawasan cibereum TNGP silahkan saja lihat DISINI 

Terima kasih untuk waktu dari kawan-kawan yang menyempatkan untuk melihat-lihat, dan pembaca yang baik adalah meninggalkan komentnya, sekali lagi terima kasih dan sekian.



TRAMPER
EXPERIENCE WILD IN NATUR
Baca Selanjutnya..