Apa yang ada di
pikiran kita ketika melihat awan gelap? Pasti jawabannya sebentar lagi
hujan deras , tapi tiba-tiba justru sebaliknya cuaca dengan cepatnya
berubah menjadi cerah. Apa yang menyebakan itu semuanya, bagi pakar
cuaca sudah biasa dengan keadaan seperti itu, tapi bagi masyarakat awam
malah heran dan aneh. Bahkan ketika cuaca cerah keesokan harinya malah
hujan lebat terus menerus sehingga mengakibatkan bencana seperti banjir,
dll.
Bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan kebakaran
hutan terus merajela di permukaan bumi ini termasuk Indonesia. Tidak
hanya Indonesia saja tapi bencana melanda juga negara manca negara,
sebagian para pakar cuaca mengatakan bahwa bencana ini diakibatkan dari
perubahn iklim ada juga yang mengatakan perubahan lingkungan akibat,
sebagian lagi mengatakan hanya variabilitas iklim bahkan ada juga
mengatakan bencana yang terjadi di suatu negara turut andil untuk memicu
bencana di negara lainnya, benarkah demikan ? bencana seperti banjir
dan tanah longsor selalu dikaitkan dengan cuaca ekstrim, cuaca ekstrim
dikaitkan dengan siklon tropis, siklon tropis dikaiakan dengan El Nino
atau La Nina atau Maddem Julian Oscilation atau Dipole Mode dan
sebagainya.
Dari rentetan kejadian bencana akibat cuaca ekstrim
yang hampir setiap tahun terjadi, memicu para pakar meteorologi berupaya
untuk mengemukan hasil analisanya atau bahkan memberikan prediksi cuaca
kedepannya. Hasil kajian atau analisanya dan prediksi nya menggunakan
prinsip-prinsip fisika dan matematika atau metode-metode ilmiah, itupun
tingkat akurasinya belum memuaskan. Kenapa belum memuaskan, karena salah
satu penyebannya melupakan skala meteorologi atau skala fenomena cuaca.
Skala ini sangat berguna untuk menganalisa cuaca dalam ruang dan waktu,
sebab cuaca adalah fungsi ruang dan waktu. Tidak ada salahnya, dalam
tulisan ini menjelaskan kembali tentang skala meteorologi, sebagai
ilustrasi saja bahwa dalam membuat analisa cuaca, seorang prakirawan
wajib memahami tentang skala meteorologi karena hal ini sangat penting,
agar hasil analisanya sesuai dengan fenomena cuaca yang terjadi (zakir,
2008). Adapun skala meteorologi yang dikemukan oleh Lembaga Meteorollgi
Dunia (WMO, 1980), yaitu :
1. Skala mikro merupakan skala terkecil pada gerak atmosfer yaitu jaraknya kurang dari 1 km.
Contoh :proses di dalam awan, termasuk proses pembentukan partikel es di dalam awan.
2. Skala Meso yaitu skala untuk mempelajari fenomena atmosfer yang
memiliki skala jarak horizontal dari batas skala mikro sampai batas
skala sinoptik dan skala vertikal yang dimulai dari permukaan bumi
sampai batas lapisan atmosfer yaitu jaraknya sampai 20 km.
Contoh :Tornado, puting beliung, angin laut, angin darat
3. Skala Sinoptik umumnya daerah dinamis yang lebih luas yaitu jaraknya sampai 2000 km.
Contoh :Siklon tropis, Intertropical Convergence Zone (ITCZ ).
3. Skala Global mempelajari fenomena cuaca yang berhubungan dengan
transport panas mulai dari dari tropis sampai daerah kutup. Jaraknya
sampai 5000 km.
Contoh :MJO, Dipole Mode, El Nino/La Nina
Jadi dari pemahaman skala meteorology tersebut, kita tidak gegabah lagi
dalam membuat analisa, karena kita harus benar-benar mengetahui apakah
kejadian cuaca ekstrim tersebut diakibat dalam skala meso ataukah dalam
skala sinoptik, dari situlah kita baru bias menjawab apa yang sebenarnya
terjadi. Mungkin kita lupa dengan keadaan alam yang ramah yang penuh
dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan, namun hewan dan tumbuhan lambat
laun akan sirna tergantikan dengan gedung dan aspal. Seharusnya tumbuhan
dan hewan tersebut dipertahankan untuk menjaga kesimbangan energy atau
ekosistim. Namun sayang sekali keberadaan hewan dan tumbuhan tidak
mendapat perhatian penuh bahkan cenderung dirusak dan dipunahkan.
Pada zaman dahulu orang membuat analisa atau membuat prakiraan cuac
tidak perlu kaedah-kaedah ilmiah, tapi cukup dengan memperhatikan
tanda-tanda alam. Seperti memperhatikan tingkah laku hewan atau
memperhatikan sifat tumbuhan, agar kita tidak lupa dengan alam dan tetap
diperhatikan, maka sangat perlu dikemukan bahwa keberadaan hewan sangat
diperlukan dalam melihat pola cuaca yang akan terjadi, sehingga dengan
demikian punya niatan yang kuat untuk mempertahankannya
Penjelasan berikut ini diambil dari
http://www.wikihow.com/Predict-the-Weather-Without-a-Foreca…,
yang menjelaskan tentang bagaimana membuat prakiraan cuaca dengan
memperhatikan tanda-tanda alam dan ditambah pengalaman sebagai
Prakirawan. Adapun tanda-tanda alam tersebut antara lain yaitu :
1. Memperhatikan jenis dan pergerkan awan:awan merupakan salah satu
unsur cuaca untuk memperkirakan ada atau tidaknya hujan atau fenomena
lain:
A. Awan Cumulonimbus.
Jika terlihat awan Cumulonimbus, maka :
a. Awan cumulonimbus tumbuh dipagi hari dan berkembang pada siang hari mempunyai peluang akan terjadi cuaca buruk.
b. Apabila terdapat gerakan awan yang berbeda-beda ( misal lapisan yang
satu bergerak ke barat dan lapisan yang lain bergerak ke utara bertanda
cuaca buruk akan terjadi
B. Awan Mamatus
Jika melihat awan Mamatus, maka :
a. Awan mamatus terbentuk dari udara yang tertahan pada suatu lapisan.
b. Dapat terbentuk akibat adanya awan yang menimbulkan cuaca buruk dan
thunderstorm yang tidak begitu hebat atau type awan yang lain.
C. Awan Cirus
Apabila terdapat awan cirus berbentuk pita panjang, bertanda dalam 36 jam mendatang akan terjadi cuaca buruk.
D. Awan Altocumulus Awan Altocumulus, yang seperti sisik makarel, juga berarti cuaca buruk dalam 36 jam mendatang.
E. Awan Towering
Apabila terdapat jenis awan towering menandakan akan terjadi hujan
keesokan harinya bahkan 3 jam kedapan akan terhjadi hujan lebat
tiba-tiba
F. Awan Nombostratus Jenis awan ini terlihat gelap
dan rendah, bergelantungan berat di udara, ini berarti hujan akan cepat
turun. Apabila terdapat awan menutupi sebagian langit dimalam hari musim
dingin berarti udara terasa panas/lebih hangat, karena awan mencegah
radiasi panas yang akan menurunkan suhu pada malam yang cerah.
2. Memperhatikan keadaan rumput.
Jika rumput kering, ini menunjukkan awan atau angin yang kuat, yang
dapat berarti hujan. Jika ada embun, mungkin tidak akan hujan hari itu.
Namun, jika hujan pada malam hari, metode ini tidak akan dapat
diandalkan.
3. Memperhatikan langit berwarna Merah.
Ingat
sajak: Langit Merah di malam hari, kegembiraan pelaut, langit merah di
pagi hari, pelaut mengambil peringatan . Carilah tanda-tanda merah di
langit (bukan matahari merah),
Jika Anda melihat langit merah
senja (ketika Anda menghadap ke barat), ada sistem tekanan tinggi dengan
udara kering yang mengaduk partikel debu di udara, inilah yang
menyebabkan langit terlihat merah. Karena pergerakan front berlaku dan
jet stream, ini biasanya fenomena cuaca akan bergerak dari barat ke
timur, dan udara kering menuju ke arah Anda.
Langit merah di pagi
hari (di Timur, di mana matahari terbit) berarti bahwa udara kering
telah pindah melewati Anda, dan setelah itu ada sistem tekanan rendah
yang membawa kelembaban menuju kearah anda
4. Memperhatikan Pelangi di barat.
Pelangi di barat berarti kelembaban yang cukup tinggi menandakan hujan
dalam perjalanan menuju anda . Di sisi lain, pelangi di timur sekitar
matahari terbenam berarti bahwa hujan menjauhi yang berarti diharapkan
udara akan cerah. Penting:apabila ada pelangi di pagi hari, maka perlu
membuat peringatan dalam 12 jam kedepan.
5. Memperhatikan langit berwarna Merah
Perhatikan kebiasaan angin yang bertiup ditempat anda, Angin timuran
berarti angin dari timur yang menyimpang dari kebiasaan ditempat anda
berarti akan ada badai angin. Sebaliknya apabila ada angin barat
menyimpang dari kebiasaanya berarti cuaca akan bagus. Apabila terjadi
angin kencang dari sepanjang hari dan diikuti hari berikutnya berati
disekitar wilayah anda terdapat sistim tekanan tinggi
6. Perhatikan pohon yang daunya beguguran tepat dibawah pohonnya, ini berarti ada hembusan angin yang biasa terjadi.
Pernafasan
Ambil napas dalam-dalam, kemudian tutup mata dan hirup bau udara.
Tanaman biasanya akan melepaskan limbahnya menandakan ada sistim tekanan
rendah, dan menghasilkan bau seperti kompos dan mengindikasikan akan
turun hujan diwaktu mendatang.
Sebuah rawa akan menimbulkan gas pada saat sebelum badai datang hal ini ditunjukan bau tak sedap.
Pepatah mengatakan Bunga bau sebelum hujan. Aroma lebih kuat udara lembab, berhubungan dengan cuaca hujan.
7. Kelembapan.
Biasanya kelembapan dapat dilihat pada model rambut (rambut
melengkung/mengerucut/). Anda juga dapat melihat daun oak atau pohon
maple. Daun ini cenderung melengkung/mengerucut pada kelembaban tinggi,
yang cenderung berkembang menjadi hujan lebat. Sisik kerucut pinus tetap
tertutup jika kelembaban tinggi, tetapi terbuka pada udara kering.
Dalam kondisi lembab, kayu membengkak (apabila membuka pintu akan terasa
pintu sulit dibuka/lengket dengan tiang )
8. Hewan.
Hewan lebih peka dibandingkan dengan manusia, dan hewan biasanya akan bereaksi apabila terjadi perubahan tekanan
a. Jika burung terbang tinggi di langit, ada kemungkinan akan cerah.
(tekanan udara rendah disebabkan terjadinya badai, sehingga burung
merasa tidak nyaman khususnya pada telinganya, dengan demikian burung
akan terbang rendah untuk meringankannya Sebagian besar burung bersarang
pada saluran listrik dan ini menunjukan tekanan udara turun
b.
Burung camar (Seagulls) cenderung berhenti terbang dan berlindung di
pantai jika badai akan datang. burung camar menjadi sangat tenang dalam
terbangnya sebelum hujan.
c. Sapi biasanya akan berbaring sebelum
badai. Mereka juga cenderung untuk tetap dekat bersama-sama jika cuaca
buruk akan datang.
d. Semut membangun bukit dengan sangat curam sebelum hujan.
e. Kucing cenderung membersihkan di belakang telinganya sebelum hujan.
f. Kura-kura (Turtles) sering mencari tempat yang lebih tinggi apabila
hujan lebat akan turun. Mereka biasanya sering berada di jalan selama
periode 1 sampai 2 hari sebelum terjadinya hujan.
g. Jika burung bergerak cepat ini berarti badai hujan akan turun untuk waktu yang lama.
9. Api Unggun
Asap api unggun harus naik terus. Apabila asap berputar-putar dan turun
bertanda tekanan rendah, yang berarti hujan akan menuju anda.
10. Bulan
Jika bulan terlihat kemerahan dan terlihat agak buram ini bertanda
banyak debu diudara. Sebaliknya apabila bulan terlihat terang, ini
menunjukan udara terlihat cerah, biasanya telah terjadi hujan akibat
terdapat sistim tekanan rendah. Apabila disekitar bulan terdapat
lingkaran cincin dan terdapatr cirostarus ini menandakan dalam 3 hari
kedepan akan turun hujan.
11. Ciptakan metoda analisa dan prakiraan cuaca menurut anda sendiri.
Metode ini biasanya pada prakirawan yang selalu memperhatikan
tanda-tanda alam disekitarnya. Dengan menggabungkan disiplin ilmunya
dengan pengalamannya sebagai prakirawan akan menciptakan metode
prakiraan yang berlaku didaerahnya.
Demikian artikel ini semoga dapat berguna buat teman -teman :)
Sumber
Tramper
Experience wild In nature
Baca Selanjutnya..