Senin, 12 Januari 2015

MENDING MANA KANTONG SAMPAH BESAR ATAU KECIL?


Saat mendaki dalam sebuah kelompok atau tim kita mungkin sering mempersiapkan kantong sampah (trash bag) berukuran besar untuk menampung semua sampah-sampah kelompok saat pendakian. Cara ini mungkin pernah kita jumpai atau bahkan mengalaminya sendiri. Segala sampah-sampah di tim tersebut kemudian dimasukkan kedalam kantong sampah besar tersebut. Entah itu sampah sisa-sisa makanan, bungkus makanan, dll.
Menggunakan satu atau lebih kantong sampah besar untuk menampung semua sampah-sampah sebuah kelompok atau tim dalam pendakian memiliki sisi kelemahan tersendiri, diantaranya:

1) Terkadang kantung sampah besar tersebut menjadi “bulan-bulanan” sampah-sampah pribadi yang semestinya bisa disimpan sendiri oleh setiap individu di dalam tim atau kelompok pendakian tersebut.

2) Terkadang bisa muncul “dilema” baru? “Dilema” apakah itu?
Pernahkah anda saat mendaki gunung berada pada situasi atau kondisi dimana terdapat sejumlah kantong sampah besar yang terisi penuh oleh sampah-sampah dari semua anggota di dalam tim atau kelompok anda sehingga kantong sampah tersebut menjadi berat untuk ditenteng. Saat itu anda dan tim misalnya bersiap menuruni gunung. Lantas muncul sebuah pertanyaan, siapa yang harus menenteng kantong sampah yang besar dan cukup berat tersebut? Anda dan teman-teman andapun kemudian saling lirik satu sama lain seolah-olah penuh tanya siapakah gerangan yang akan sudi menenteng kantong sampah yang berat tersebut untuk dibawa kebawah? Anda dan demikian juga mungkin teman anda mungkin saling berharap cemas di dalam hati semoga ada yang sudi menenteng kantong sampah tersebut. Boooom! Kondisi terpahitpun kemudian terjadi dimana ternyata anggota tim lainnya melenggang dan tidak ada satupun yang sepertinya menunjukkan tanda-tanda mau membawa kantong sampah yang besar dan berat tersebut. Lantas apa yang akan anda lakukan? Meninggalkan kantong-kantong sampah yang besar dan berat tersebut atau anda membawanya? Bayangkan misalnya saat itu ternyata kondisi fisik anda juga sudah sedemikian lelah belum lagi barang-barang bawaan pribadi anda saja sudah sangat berat dan perjalanan di depan masih sangat panjang dan berliku. Sekali lagi, apa yang akan anda lakukan dengan kantong sampah besar tersebut? Disinilah “dilema” tersebut muncul.

Yang namanya mendaki, terkadang fisik dan barang bawaan pribadi yang sudah sedemikian berat bisa saja membuat kita berpikir dua kali membawa trash bag atau kantong sampah besar dan berat milik kelompok turun kebawah. Perasaan seperti ini merupakan sesuatu hal yang manusiawi. Nah, disinilah salah satu kelemahan menggunakan kantong sampah besar untuk menampung semua sampah kelompok atau tim. Katakanlah misalnya ternyata ada salah seorang teman yang akhirnya rela menenteng kantong sampah yang besar dan berat tersebut. Namun pertanyaannya, apakah anda yakin dia tidak terbebani? Mungkin saja yang bersangkutan sebenarnya juga sudah lelah seperti diri anda namun memaksakan dirinya karena kebesaran hatinya atau karena tampaknya anggota lainnya terlihat “enggan” membawa kantong sampah besar dan berat tersebut. Pada saat itu terjadilah “tarik-menarik” tersebut. Kita pasti tidak ingin hal seperti ini terjadi di dalam tim atau kelompok kita saat mendaki gunung.

3) Disamping itu, kelemahan lainnya adalah tidak jarang kantong sampah yang berat dan besar ini akhirnya terpaksa diseret-seret saking beratnya dan tidak jarang pula akhirnya sobek sehingga mengakibatkan beberapa sampah-sampah keluar berceceran ditengah jalan.

Salah satu solusi yang lebih baik dalam menyimpan sampah ini adalah dengan membawa plastik sampah atau kantong plastik yang berukuran lebih kecil. Jadi setiap individu di dalam kelompok atau tim hendaknya mempersiapkan kantong-kantong plastik kecil masing-masing sebelum mendaki. Kantong-kantong plastik berukuran kecil inilah yang digunakan untuk menampung sampah-sampah pribadi masing-masing. Konsep ini menanamkan kesadaran pada setiap individu dalam kelompok untuk bertanggung jawab dan membawa sampah-sampah pribadinya masing-masing dan tidak lagi terlalu mengandalkan kantong sampah besar yang disediakan untuk kelompok. Atau bahkan mungkin kita tidak perlu lagi mempersiapkan kantong sampah berukuran besar untuk kelompok. Hal ini bertujuan agar pekerjaan atau beban kelompok/tim saat pendakian terasa lebih ringan dan tidak ada semacam “konflik ego” seperti penjelasan di poin nomor dua di atas. Kalaupun kantong sampah berukuran besar yang dipersiapkan untuk kelompok tetap diperlukan atau tetap harus ada, setidaknya kantong sampah besar tersebut tidak lagi menjadi “bulan-bulanan” sampah pribadi lagi dan peruntukannya benar-benar lebih terarah. Memang hal ini lagi-lagi kembali kepada kesadaran setiap individu di dalam tim atau kelompok itu lagi. Namun setidaknya untuk menumbuhkan kebiasaan seperti ini, sebelum melakukan pendakian mungkin pimpinan kelompok misalnya bisa mengarahkan dan menekankan kepada setiap anggotanya untuk mempersiapkan kantong-kantong plastik berukuran kecil untuk menampung sampah-sampah pribadi masing-masing.

Disisi lain, sebagai individu, mari sama-sama berusaha semaksimal mungkin mengusahakan agar setiap sampah yang keluar dari tas gunung kita, masuk kembali ke dalam tas gunung kita. Pernahkah anda memperhatikan mungkin ada teman pendakian anda yang memasukkan sampah pribadinya kembali kedalam tas gunungnya tanpa memasukkannya terlebih dahulu kedalam kantong plastik? Padahal tindakan tersebut tentunya akan mengotori tas gunung atau mungkin barang-barang lainnya di dalam tas. Tapi disinilah letak kelebihan teman tersebut. Mungkin dia bisa jadi tidak membawa kantong plastik kecil untuk menaruh sampah pribadi. Namun karena kesadarannya yang sangat tinggi, yang bersangkutan lebih memilih membiarkan tasnya kotor daripada harus menaruh sampah pribadinya di kantong sampah besar yang dipersiapkan untuk menampung sampah-sampah kelompok. Jika kita bisa menyimpan sampah pribadi di tas kita sendiri, mengapa harus membebani kelompok? Begitu kira-kira mungkin prinsipnya. Lebih baik tas gunung kita yang kotor daripada alam yang kotor. Tas gunung kita kotor masih bisa dibersihkan, tapi kalau alam belum tentu. Lebih baik kita yang terbebani oleh sampah kita sendiri daripada teman lain di dalam tim kita yang harus terbebani karena harus membawa kantong sampah yang besar dan berat yang berisikan sampah-sampah dari semua anggota di kelompok tersebut. Setuju tidak? 

Demikian artikel ini semoga bisa berguna buat temen -temen :)


Tramper
Experience Wild In Nature

0 komentar:

Posting Komentar