Berada
di ketinggian dengan oksigen yang sedikit bisa memicu kondisi hipoksia. Para
pendaki gunung harus mengenali tanda-tandanya, serta cara mengatasi jika
mengalami kondisi tersebut.
Hipoksia
adalah kondisi dimana sintoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang
terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Ya, bahasa simplenya karena tubuh
belum terbiasa dengan kondisi ketinggian dari satu daerah yang memiliki
ketinggian berbeda dari tempatnya berasal. Pada kasus yang fatal dapat
berakibat koma, bahkan sampai dengan kematian. Hipoksia merupakan penyakit
gunung yang harus di ketahui dan penanganan dini untuk menghindari hal-hal yang
lebih fatal.
Dalam
hal ini bila sudah beberapa waktu, tubuh akan segera menyesuaikan diri dan
kondisi tubuh akan berangsur-angsur normal kembali. Jika melakukan pendakian,
kita pasti pernah mengalami hal ini. Kondisi dimana tubuh terasa berat pada
ketinggian tertentu.
Penyebab
Hipoksia adalah karena kurangnya pasokan oksigen dalam otak karena faktor
ketinggian. Karena sistem kesetimbangan yang berperan dalam menjaga fungsi
fisiologis tubuh mencoba untuk beradaptasi dengan lingkungannya.Dan itulah
tujuan dari didirikannya pos-pos sepanjang jalur pendakian. Agar tubuh selalu
dapat beradaptasi secara terus-menerus terhadap kondisi selama perjalanan.
Karena itu,kasus Hipoksia tidak terjadi pada penduduk yang hidup di daerah
dataran tinggi.Karena mereka telah terbiasa akan hal tersebut.
Jenis
Hipoksia.
- Hipoksia Fulminan yaitu Dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru - paru menghirup udara tanpa adanya udara bersih ( oksigen ). Sering dalam waktu satu menit akan jatuh pingsan.
-Hipoksia Akut yaitu Terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida. Misalnya, seorang pendaki gunung tiba - tiba panik tatkala udara belerang datang menyergap. Udara bersih tergantikan gas racun, akhirnya paru - paru tak kuasa menyedot udara bersih. Mendadak ia pingsan.
- Hipoksia Fulminan yaitu Dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru - paru menghirup udara tanpa adanya udara bersih ( oksigen ). Sering dalam waktu satu menit akan jatuh pingsan.
-Hipoksia Akut yaitu Terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida. Misalnya, seorang pendaki gunung tiba - tiba panik tatkala udara belerang datang menyergap. Udara bersih tergantikan gas racun, akhirnya paru - paru tak kuasa menyedot udara bersih. Mendadak ia pingsan.
Tanda-tanda
hipoksia atau kekurangan oksigen antara lain :
-
Pandangan kabur, pernapasan makin cepat atau tersengal-sengal, serta tubuh
menjadi lemas.
-
Frekuensi pernapasan yang meningkat terjadi karena tubuh berusaha memenuhi
kebutuhan oksigen. Tidak hanya memaksa paru-paru bekerja lebih keras, kondisi
ini juga mempengaruhi jantung yang harus bekerja keras memompa oksigen dalam
darah yang hanya sedikit itu untuk didistribusikan ke seluruh tubuh.
-
Selain dari gejala fisik, kondisi hipoksia juga bisa dikenali dari perubahan
perilaku. Dalam kondisi hipoksia, otak juga akan kekurangan oksigen sehingga
pola pikir seorang pendaki berubah menjadi kacau dan sulit membuat keputusan
yang tepat.
Dalam
keadaan hipoksia, yang dominan hanya emosi dan ini sangat mempengaruhi
pengambilan keputusan. Makanya para pendaki sering tersesat, salah satunya
karena otak tidak mendapatkan oksigen yang cukup untuk bisa bekerja dengan
baik.
Pertolongan
pertama ketika menghadapi kondisi ini adalah :
-
Dengan memberikan oksigen. Tabung oksigen berukuran kecil yang bisa dibawa ke
mana-mana sangat mudah diperoleh di apotek dengan harga terjangkau, sehingga
tidak ada salahnya para pendaki melengkapi diri dengan alat ini.
-
Semua pakaian harus dilonggarkan agar pernapasan menjadi lebih lancar. Kerah
baju harus dibuka, ikat pinggang dilepas dan juga bra pada perempuan mau tidak
mau harus dilepas supaya saluran napasnya tidak sesak.
-
Namun yang terpenting dari semua itu adalah, sesegera mungkin pendaki yang
mengalami hipoksia harus dibawa ke lokasi yang lebih rendah supaya mendapat oksigen
lebih banyak dari udara pernapasan. Makin lama berada dalam kondisi hipoksia,
makin besar risiko kerusakan organ karena tidak mendapat suplai oksigen.
Daya
tahan seseorang saat berada dalam kondisi hipoksia sangat beragam, salah
satunya dipengaruhi oleh kadar sel darah merah serta hemoglobin. Orang-orang
yang sehari-hari tinggal di gunung secara alamiah lebih tahan terhadap hipoksia
karena sel darah merahnya lebih banyak.
TRAMPER
EXPERIENCE WILD IN NATURE
Baca Selanjutnya..
EXPERIENCE WILD IN NATURE